Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS: Penerapan Produksi dan Teknologi Bersih untuk Lingkungan

Oleh Akbar Syahid Rabbani

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS, yang lahir 10 Maret 1962 merupakan salah satu dosen Teknik Lingkungan ITB. Sekarang, wanita yang akrab disapa Ogi ini mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan produksi dan teknologi bersih. Ketertarikan Ogi terhadap produksi bersih didapatkan dari ayahnya yang bekerja sebagai pegawai Kementrian Lingkungan Hidup. Menurut Ogi, produksi bersih tidak hanya berkaitan dengan proses pengolahan limbah yang ada (end of pipe), tapi bagaimana usaha kita mencegah terbentuknya limbah dan memandang limbah sebagai sumber daya sehingga limbah dapat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Setelah lulus dari S1 Teknik Lingkungan ITB pada tahun 1986, Ogi melanjutkan studinya di jurusan yang sama yaitu S2 dan S3 Teknik Lingkungan ITB pada tahun 1991 dan 2005. Saat ini, Ogi lebih berkonsentrasi terhadap pengembangan teknologi pengelolaan lingkungan yang merupakan salah satu kelompok keahlian di program studi Teknik Lingkungan. "Sebenarnya, teknologi dan produksi bersih tidak selamanya membutuhkan instrumen yang rumit, penggunaan botol minum dan tempat makan sendiri adalah salah satu cara sederhana menerapkan produksi bersih di kehidupan sehari-hari," kata Ogi.

Di bidang penelitian yang berkenaan dengan produksi bersih, Ogi melakukan penelitian terkait produksi tahu susu lembang. Limbah cair dari pabrik tahu dimanfaatkannya untuk membuat nata de soya  dan ampasnya digunakan sebagai bahan baku abon tahu. Sejauh ini kedua penelitiannya masih terus berkembang dengan berbagai modifikasi untuk memperoleh produk terbaik yang kemudian dapat dipasarkan. Selain itu, pemanfaatan limbah kepala ikan untuk pakan kucing dan pemanfaatan kulit pisang merupakan beberapa penelitian terbaru yang akan Ogi lakukan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Ogi sering mendapat panggilan untuk memberikan penyuluhan mengenai produksi bersih. Beliau selalu siap menerima tugas dan panggilan untuk memberikan penyuluhan kepada siapa pun, termasuk masyarakat di daerah yang kumuh. Selain aspek teknologinya, Ogi mengatakan bahwa produksi bersih berhubungan erat dengan kesehatan lingkungan dan perekonomian. Hal inilah yang membuat ahli lingkungan harus langsung melihat kondisi lapangan sehingga teknologi yang dipakai menjadi efektif dan efisien. Ogi pun mengharapkan peran generasi muda untuk ikut serta dalam penerapan produksi bersih di kalangan masyarakat. "Saya berharap generasi muda ikut berpartisipasi menerapkan konsep produksi bersih walau dari langkah terkecil sekalipun. Yang penting mau mulai berubah dari sekarang," kata Ogi mengakhiri wawancara.

Produksi Bersih Untuk ITB
Pengembangan produksi bersih sudah mulai dikembangkan di kampus ITB sejak beberapa tahun yang lalu. Konsep penerapan produksi bersih dengan pengolahan grey water (limbah cucian) untuk dimanfaatkan sebagai air flushing toilet adalah salah satu konsep yang masih dikembangkan oleh Ogi dan Direktorat Pengembangan ITB. Selain itu, penerapan Sistem Penampungan Air Hujan (SPAH), sumur resapan dan sistem pemilahan sampah merupakan beberapa teknologi bersih yang terus disempurnakan fungsinya di kampus ITB. Sistem otomatis dalam penggunaan alat penerangan, dimana lampu hanya akan menyala saat digunakan, juga mulai diterapkan di kampus ITB.

 

Sumber berita: Majalah Enviro HMTL ITB edisi 10

Sumber foto: Dari berbagai sumber


scan for download