SBM ITB Sebarkan Semangat Berwirausaha di Usia Muda

Oleh

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Memulai bisnis dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat berada di bangku kuliah. Senada dengan hal tersebut, pada Selasa (17/12/13) Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB menggelar seminar yang bertemakan "Tips dan Trik Kuliah sambil Bisnis". Bertempat di auditorium Gedung SBM, seminar ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa ITB saja, namun juga siswa dari beberapa SMA di Bandung. Ada dua pengusaha muda yang diundang untuk membagikan pengalaman mereka, yaitu Dina Dellyana, owner Glintz Shoes dan Satriya Kurniawan, owner Ramen House. Meskipun kedua pembicara masih belum lama menjalankan bisnisnya, keduanya dipilih agar dapat memberikan contoh nyata bagaimana memulai bisnis dari sejak masih di bangku kuliah. 

Seminar ini dibuka oleh Dr. Wawan Dhewanto, Ph.D, selaku Kepala Program Studi Kewirausahaan. Di kesempatan ini, Wawan menjelaskan bahwa seminar ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan untuk terus menyebarkan semangat berwirausaha. Kemudian, ditampilkan juga video yang menceritakan perjalanan semangat kewirausahaan di ITB, mulai dari kuliah Integrated Business Experience, program E-Track, program MBA Creative and Cultural Entrepreneurship, hingga kini telah dibuka program studi baru, yaitu kewirausahaan.

Pada sesi pertama, Dina Dellyana menuturkan pentingnya passion dalam berbisnis. Lulus sebagai sarjana farmasi, tapi justru bidang fashion-lah yang menjadi passion Dina dalam berbisnis. Oleh karena itu, meski sudah memiliki usaha apotek, Dina bersama seorang temannya membuka bisnis sepatu yang diberi nama Glintz Shoes saat dia berkuliah S2 di MBA ITB. Dia mengembangkan bisnis ini hingga memiliki outlet-nya sendiri. Baginya, menyesuaikan timeline kuliah dengan bisnis dan mendapatkan soulmate bisnis yang saling mengisi kekurangan sangatlah penting. Dina juga berpesan, "Berbisnislah dengan memakai hati. Jangan tergesa-gesa dalam menentukan mau bisnis apa. Temukanlah apa yang di kita sukai." Pelajaran ini didapatnya ketika gagal menjalankan bisnis kedai makanan yang dipilihnya dengan tergesa-gesa hingga akhirnya, Dina menyadari bahwa kuliner memang bukan passion-nya.

Berbeda cerita dengan Satriya Kurniawan, pengusaha kuliner yang berkibar dengan bendera CV. Satriya Jaya Food. Pria yang juga lulusan MBA ITB ini kini telah memiliki bisnis bermerk Mang Lada, Gerobak Ramen, Ramen House, dan Okitoki House. Bagi Satriya, jatuh bangun dalam berbisnis adalah hal yang biasa. Dia beberapa kali menutup bisnis yang telah dirintisnya, seperti tempat bermain game online, budidaya jamur tiram putih, bisnis pancake hingga terakhir keluar dari bisnis restoran yang telah didirikannya. "Kuncinya adalah jalani dengan ikhlas. Anggap setiap kegagalan itu sebagai pelajaran dan yang terpenting, lakukan ide bisnismu mulai sekarang juga." ungkap Satriya.

 

Oleh: Bayu Rian Ardiyansyah (IJA 2013)


scan for download