BtSM 2013: Membangun Pemikiran Ilmiah dengan Diskusi dan Praktik

Oleh Ahmad Furqan Hala

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - ITB bekerja sama dengan Learning Development Institute, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Universe Awareness (Unawe) dan Fundacion Cultura de Paz menyelenggarakan kolokium internasional bertajuk Building the Scientific Mind 2013 (BtSM 2013). Kolokium internasional ini akan diadakan di observatorium Bosscha pada Senin-Jumat (27-31/05/13). Kolokium ini akan diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Amerika, India, Mesir, Belanda, Irlandia, Afrika Selatan dan beberapa negara lainnya. BtSM 2013 ini akan mengangkat tema "Science and Technology in The Service of Beauty and Harmony".

BtSM 2013 merupakan acara yang diadakan dua tahun sekali. Kolokium tahun ini merupakan acara kelima yang diselenggakan sejak 2005 lalu. Kolokium pertama tahun 2005 dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Sedangkan pada tahun 2007, BtSM diadakan di Vancouver, Canada. Pada tahun 2009 dan 2011, BtSM diadakan di Kairo, Mesir dan Stellenbosch, Afrika Selatan. Untuk tahun 2013, BtSM diadakan di Indonesia dengan tujuan agar lebih banyak partisipasi dari negara-negara Asia Tenggara serta negara-negara dari belahan dunia selatan.

Sesuai dengan namanya, Building the Scientific Mind bertujuan untuk mengumpulkan komunitas-komunitas dari berbagai disiplin ilmu untuk mewakili lingkup sains, seni serta kemanusiaan. Adapun topik-topik yang akan dibawakan oleh presenter pada kolokium ini antara lain menyangkut pengetahuan lokal, kegagalan pendidikan formal dan solusinya, filosofi dan sejarah sains, pendekatan pedagogis dalam pengajaran, pendidikan guru dan pengembangan masyarakat pedesaan dan urban, kesehatan, nutrisi, estetika dan topik-topik lainnya. Selain pembawaan materi oleh presenter, kolokium ini juga dilengkapi dengan diskusi kelompok menyangkut isu-isu global terkait, serta evaluasi akhir mengenai keberjalanan kolokium. Pada waktu-waktu tertentu tiap harinya juga peserta kolokium akan diberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan berdiskusi satu sama lain. Selain itu juga terdapat beberapa sesi di mana peserta akan diajak melakukan aktifitas seperti membangun roket air dan matahari tiruan.

Salah satu keynote speaker pada kolokium ini adalah Vidula Mhaiskar dari India. Dalam lecture-nya, Vidula mengangkat tema sains melalui aktivitas. Vidula menjelaskan bahwa untuk memahami dengan baik perilaku alam, pembelajaran dapat dilakukan dengan melihat, menyentuh, mendengar, merasakan, mencium, atau dengan kata lain memilih, menyusun dan meletakkan informasi mentah yang didapatkan tersebut bersama-sama. Proses belajar dapat dilakuakan dengan metode dan material yang umumnya dapat ditemukan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman pembelajaran demikian terkadang merupakan pembelajaran yang lebih berharga dan dengan harga yang relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan proses mengajar di ruang kelas maupun laboratorium standar.

Sumber foto: www.learndev.org


scan for download