Selamatkan Ekonomi Indonesia Melalui Pengetahuan berbasis Ekonomi

Oleh Edo Belva

Editor -

BANDUNG,itb.ac.id-Centre of Knowledge for Business Competitiveness (CK4BC) SBM ITB  bekerja sama dengan Knowledge Management Society Indonesia (KMSI) mengadakan seminar "Selamatkan Ekonomi Indonesia melalui Pengetahuan berbasis Ekonomi". Bertempat di Aula Timur ITB, seminar bertaraf nasional ini diselenggarakan pada hari Sabtu (03/11/12) kemarin.

Menurut Achmad Fajar Hendrawan, selaku wakil ketua panitia kegiatan ini, pengetahuan berbasis ekonomi berarti kita mengaplikasikan ilmu yang kita punya untuk meningkatkan ekonomi kita. "Selama ini kita hanya mengandalkan hasil alam sebagai basis perekonomian kita," ujar Achmad. "Jika kita bisa mengaplikasikan pengetahuan kita untuk mengolahnya, hal itu akan jauh menambah nilai ekonomi produk tersebut," tambahnya.

Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Kadarsah Suryadi. Selanjutnya, dilakukan pemaparan materi dari Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof. Armida Alisjahbana. Prof. Alisjahbana akan membawakan materi dengan judul 'Indonesia Knowledge Based Economy Concept'.

Terdiri dari dua diskusi panel

Acara ini terdiri atas dua sesi diskusi panel. Tema yang akan dibahas pada diskusi panel pertama adalah 'Ekonomi Berbasis Pengetahuan'. Sesi ini menghadirkan dua pembicara. Mereka adalah Duta Besar Findlandia, Kai Sauer dan Direktur Center K4BC, Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja.

Pada kesempatan ini, Kai Sauer akan menceritakan tentang transisi basis perekonomian Finlandia. Kai menjelaskan bagaimana Finlandia berubah dari negara yang mengandalkan industri kayu menjadi menjadi negara yang mengandalkan industri telekomunikasi sebagai basis perekonomian mereka. "Mereka telah berhasil mengaplikasikan ekonomi berbasis pengetahuan di sini," ujar Achmad.

Sedangkan Prof. Jann akan membahas mengenai pentingnya transisi menuju 'Knowledge Based Economy'. Menurut Jann, kita harus menyeimbangkan antara 'ekonomi berbasis pengetahuan' dan 'ekonomi berbasis sumber daya alam'. "Dengan basis pengetahuan, pertumbuhan ekonomi kita bisa menjadi lebih berkelanjutan," ujarnya.

Pada presentasi ini dibahas juga pendekatan konsep Quadro Helix di Indonesia. Quadro Helix yang dimaksud di sini adalah kolaborasi antara akademisi, bisnis, pemerintah serta masyarakat untuk pembangunan Indonesia.

Diskusi panel sesi kedua terdapat tiga tema yang akan dibahas oleh tiga orang pembicara. Pembicara pertama yaitu Frila Berlini Yaman, M.Sc (Direktur Operasional MEDCO E&P). Frila akan membahas mengenai penerapan pengetahuan berbasis ekonomi pada perusahaan yang berbasis sumber daya alam seperti MEDCO E&P. Pembicara kedua, Priyanto Rudito (Direktur HC&GA PT. Telkomunikasi Indonesia) akan membahas mengenai penerapan universitas milik perusahaan di PT Telekomunikasi Indonesia.

Dan pembicara terakhir adalah Prof. Surma Tjahja Djajadiningrat (Pakar Ekonomi Hijau SBM ITB). Tjahja akan membahas mengenai keterkaitan serta aplikasi pengetahuan berbasis ekonomi dengan ekonomi hijau. "Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, kita harus mengintegrasikan ekonomi pengetahuan dan ekonomi hijau," ujar Tjahja.

Diharapkan dengan adanya acara ini akan dapat diperoleh masukan serta juga pemikiran mengenai meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia. Selain itu Achmad juga berharap, hasil yang didapatkan di sini bisa segera diterapkan. "Bahkan kalau bisa, hal ini bisa diterapkan hingga level kota," ujarnya.


scan for download