Universitas Hiroshima Promosikan Pendidikan di ITB

Oleh Vernida Mufidah

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Kesempatan untuk berkembang menjadi mahasiswa yang lebih baik terbuka lebar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satunya adalah kesempatan untuk menimba ilmu di luar negeri. Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan Universitas Hiroshima mengadakan Hiroshima University Fair untuk memperkenalkan bagaimana pendidikan di Jepang dan cara untuk mendapatkan pendidikan tersebut. Acara ini digelar pada Kamis (22/09/11) di Aula Barat Kampus ITB.

Profesor dari Universitas Hiroshima Ayami Nakaya dengan menggunakan bahasa Indonesia memberikan penjelasan mengenai universitas tempat ia berada. Bagaimana cara mendaftarnya, program studi yang disediakan, jenis kelas hingga pertolongan untuk mahasiswa asing. Mr. Hiroaki Motomura yakni pimpinan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia memberikan presentasi mengenai beasiswa dari pemerintah Jepang. Ia menjelaskan mengenai banyaknya mahasiswa asing yang ada di Jepang termasuk mahasiswa Indonesia. Untuk program pendidikan di Jepang, universitas yang paling banyak diminati adalah Universitas Kyushu untuk jenjang S-2 dan Asia Pasific University (APU) untuk S1.

Japan Student Service Organization (JASSO) yang diwakili oleh Verawati juga menjelaskan mengenai beasiswa yang ditawarkan berbagai perusahaan untuk kuliah di Jepang. Selain itu tata cara serta dokumen yang harus dimiliki juga ia jelaskan. Salah satunya adalah Examination Japan University (EJU), dimana seorang yang akan kuliah di Jepang harus memiliki nilai EJU 260.


Pengalaman Dosen ITB Belajar di Jepang

Salah satu dosen Teknik Industri ITB yakni Yosi Agustina yang baru saja menamatkan studi doktornya pada Oktober tahun lalu. Ia menceritakan bagaimana belajar dan gaya hidup di Jepang tepatnya di Universitas Hiroshima. Dalam waktu tiga tahun, Yosi melakukan riset di laboratorium teknik sistem produksi."Hiroshima merupakan kota kecil yang cantik, masyarakat di sana juga ramah, proses pembuatan kartu tanda penduduknya juga cepat." tutur Yosi mengenai kesan pertamanya di Hiroshima.

Ia juga menjelaskan berbagai kegiatan yang ia lalui baik dalam segi pembelajaran, riset, kegiatan laboratorium, hingga seminar doktor yang setiap satu minggu harus ia lakukan. Yosi juga menambahkan salah satu faktor penting untuk mendukung dalam belajar ataupun kuliah adalah teman. Tentunya dengan teman, seseorang tidak akan sedih karenaharus tinggal jauh dari keluarga.


scan for download