Aku Masuk ITB: Andalkan Prestasi, Siapa Saja Bisa Berkuliah di ITB

Oleh Christanto

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Ujian Nasional telah selesai dijalani oleh ribuan pelajar SMA di tanah air. Mencari perguruan tinggi yang berprestasi gemilang menjadi hal yang saat ini tengah dilakukan oleh para pelajar tersebut. Dalam rangka membangkitkan motivasi dan semangat kepada para pelajar SMA agar dapat berkuliah di ITB, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB mengadakan  acara Aku Masuk ITB, Sabtu (23/04/11) di Aula Barat ITB.
Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka mensosialisasikan kebijakan ITB terhadap penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini. Herry Dharmawan selaku Presiden KM ITB mengharapkan, masyarakat bisa mendapatkan solusi dari berbagai persepsi yang menghalangi untuk masuk ke ITB, misalnya tentang biayanya. "Padahal, begitu diterima, ada begitu banyak kemudahan yang ditawarkan ITB," jelas Herry.

Dalam acara tersebut, Direktur Pendidikan ITB, Dr. Kadarsyah Suryadi, juga menjelaskan bahwa setiap masyarakat Indonesia memiliki kesetaraan kesempatan untuk melanjutkan studi di ITB. "Baik dari kalangan mampu ataupun tidak mampu, mereka harus punya kesempatan memperoleh pendidikan, termasuk untuk melanjutkan studi di ITB," jelasnya.

Bayar Semampunya

Mulai tahun ini, ITB memang mengambil kebijakan baru untuk menerima 100% mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. ITB juga melakukan penyesuaian biaya pendidikan di ITB yang dibagi menjadi Biaya Pendidikan di Muka (BPM) dan Biaya Pendidikan per Semester (BPPS).

Dari komponen biaya tersebut, Kadarsyah mengatakan bahwa biaya yang harus dikeluarkan ITB untuk membiayai seorang mahasiswa sampai lulus adalah Rp108 juta. "Padahal, kalaupun seorang mahasiswa membayar penuh, ITB bersama pemerintah masih harus menanggung Rp13 juta," ungkap Kadarsyah.

Namun, ITB telah menyediakan beasiswa penuh bagi minimal 20% mahasiswa baru dari golongan tidak mampu. "Untuk yang tidak mampu ini, mereka tidak perlu bayar sama sekali. Bahkan, 450 orang diantaranya akan memperoleh beasiswa tambahan dari pemerintah daerah atau BIDIK MISI," jelas Kadarsyah.

Setelah diterima di ITB pun, Kadarsyah memastikan bahwa tidak akan terjadi kasus putus studi hanya karena masalah biaya. Lembaga Kemahasiswaan ITB akan berupaya mencari solusi dari setiap masalah ekonomi yang dialami mahasiswanya. "Banyak pihak yang menyediakan bantuan beasiswa, bahkan sekitar 3000 mahasiswa ITB sudah menikmati beasiswa ini, dengan jumlah beasiswa mencapai Rp30 milyar," terangnya.

Sementara itu, Herry juga menyetujui bahwa selama ini ITB dan negara telah menanggung kekurangan biaya pendidikan setiap mahasiswanya. ITB juga merupakan salah satu perguruan tinggi yang paling transparan. "Tidak ada mahasiswa ITB yang dikeluarkan karena masalah ekonomi. Selama berprestasi, jangan pernah ragu atau takut masuk ITB," ujar Herry.

scan for download