Tim FTMD ITB Raih Penghargaan 'Work Achievement' dalam 2010 Taiwan UAV Competition

Oleh alitdewanto

Editor -

TAIWAN, itb.ac.id- Satu tim mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB sukses mendapatkan penghargaan 'Work Acheivement' pada ajang 2010 UAV (Unmanned Aerial Vehicle) Competition di Taiwan pada 19-21 Maret 2010. Penghargaan ini diraih atas inovasi tim ITB dalam menggunakan Sandwich Composite Struktur dalam desain pesawat UAV.

2010 UAV Competition diinisiasi oleh National Cheng Kung University, dan disponsori oleh Taiwan National Science Council. Kompetisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam bidang aerospace, khuhusnya UAV.

Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 50 tim yang terbagi dalam lima kategori, yakni: Flapping Wing, Electric Motor, Fundamental Design, Advanced Design, serta Navigated Flight. Tim ITB sendiri unjuk gigi dalam kategori Advanced Design, dengan kriteria pesawat harus punya efisiensi bahan bakar dan berat payload maksimum. Sebagai parameter keberhasilan, masing-masing pesawat diharuskan terbang dan mendarat pada tempat yang telah ditentukan.

Dari 9 tim yang berlaga pada kategori Advanced Design, Tim ITB, dengan nama pesawat Shalika, merupakan satu-satunya tim yang mempercayakan pengendalian pesawat secara R/C kepada para anggota langsung. Sementara itu, tim lain yang semuanya berasal dari Taiwan memanfaatkan jasa pilot profesional.

"Memang harus dicatat bahwa cuaca di lokasi kompetisi kurang mendukung dimana banyak terjadi cross wind dan turbulance yang menyebabkan pengendalian pesawat menjadi sulit. Itu sebabnya banyak terjadi crash meskipun pesawat dikendalikan oleh pilot profesional sekalipun.", tulis Taufiq Mulyanto, dosen FTMD, dalam website fakultas.

Berdasarkan catatan konsumsi bahan bakar, Shalika unggul dibandingkan pesawat lainnya, sekitar 10% lebih baik. Namun karena gagal mendarat pada tempat yang ditentukan maka penilaian dibatalkan. Meskipun demikian, Shalika dinyatakan layak  menggondol penghargaan 'Work Acheivement' oleh para dewan juri. Shalika sendiri dibuat dengan menggunakan konstruksi sandwich fibre glass, dengan styrofoam sebagai core untuk fuselage dan wig. Konstruksi ini melahirkan pesawat yang sangat kuat dan tahan terhadap benturan.

Tahun depan, ITB kembali berencana untuk ikut dalam kompetisi ini, dan akan merambah juga untuk kategori Navigated Flight, dimana pesawat harus terbang secara automonous menuju beberapa titik dan mengambil gambar dari target yang telah ditentukan.

Sumber: www.ftmd.itb.ac.id dengan pengeditan.


scan for download