Workshop Wireless LAN: Ajang Berbagi Pengalaman Onno W. Purbo

Oleh habiburmuhaimin

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Onno W. Purbo kembali ke ITB. Onno, nama yang tidak asing lagi bagi para pemerhati Teknologi Informasi (TI), tentunya menjadi daya tarik sekitar 300an lebih peserta workshop "Wireless LAN", Jumat (06/11/09). Bertempat di Aula Barat ITB, acara yang diselenggarakan oleh Amateur Radio Club (ARC) ini berlangsung selama lebih dari tiga jam.

"Dengan AI3 dan Inherent, peran ITB dalam pendidikan tinggi besar sekali," ujar Intan Ahmad, pembina ARC, membuka workshop. Hal tersebut, menurut Intan, tak dapat dilepaskan dari peran Onno yang turut mengembangkan internet di ITB. "Tahun '96, berkat Pak Onno, ada internet di ITB," ungkapnya.

Acara dilanjutkan dengan presentasi dari Rainer, sponsor utama workshop. Rendy Soeyoko selaku product manager dan Gita Surya Wijaya sebagai praktisi TI berturut-turut memaparkan mengenai berbagai hal terkait networking sekaligus keunggulan server Rainer.

Ke depan, menurut Gita, penggunaan server akan masuk ke pasar rumahan sehingga tak lagi terfokus pada pasar korporasi. Setiap rumah akan ada server yang menampung informasi sehingga dapat diakses untuk mengatur kebutuhan pemiliknya, misalnya air hangat akan seketika tersedia ketika pemilik menghendakinya.

Giliran Onno presentasi terbagi menjadi dua sesi, yaitu server dan wireless. Sesi pertama, Onno menunjukkan praktek cara instalasi server dimulai dari instalasi Linux sebagai Operating System (OS) server. Selanjutnya, Onno menjelaskan perihal seribu satu hal mengenai wireless, seperti platform antena Wifi.

Wajan yang selama ini digunakan sebagai tempat penggorengan kini telah berubah nilainya menjadi antena Wifi yang dapat dirasakan sinyalnya hingga jarak kilometer. Wajanbolic, begitu namanya, dapat digunakan untuk menjangkau wilayah lebih dari 2-4 km.

Sekilas tentang Onno. W Purbo


Onno Widodo Purbo lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 17 Agustus 1962. Onno adalah seorang tokoh (yang kemudian lebih dikenal sebagai pakar) di bidang teknologi informasi asal Indonesia. Ia memulai pendidikan akademis di ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981. Enam tahun kemudian ia lulus dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME. Tahun 70-an, Onno termasuk satu dari pendiri ARC ITB bersama-sama dengan Budi Rahardjo. Berawal dari kesenangan "nge-break" -istilah membangun sistem komunikasi para Radio Amatir- menggunakan Handy Talkie (HT), terbentuklah sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa ARC yang sekarang menjadi tulang punggung network ITB.

Hingga tahun 2000, Onno tercatat sebagai dosen ITB hingga kemudian memutuskan menjadi praktisi TI. "Sekarang, Onno memberi ilmu bukan nilai," kata Onno setengah bercanda kepada Kantor Berita ITB.

Foto terkait:

 

 

 

 

 


scan for download