Perang Air, Tradisi Unik Menyambut Wisudawan

Oleh kikywikantari

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Perang air adalah sebuah rangkaian acara wisuda yang telah menjadi tradisi dari tahun ke tahun di hampir semua jurusan di ITB. Tradisi ini muncul dikarenakan keinginan para alumni yang telah diwisuda sebelumnya, untuk merayakan wisuda teman-teman mereka yang pada umumnya masih satu angkatan. Namun, sekarang perang air tidak hanya dirayakan oleh wisudawan dan alumni tetapi panitia turut serta merayakan kebahagiaan wisuda dengan berpartisipasi dalam perang air.
Cara bermain perang air sangat mudah. Sebelum dimulai, panitia dan alumni berada dalam satu kubu, sementara wisudawan membentuk satu kubu yang akan melawan mereka. Amunisi yang digunakan berupa kantung plastik yang mudah pecah berisi air. Amunisi diletakkan di dekat tiap kubu dan target perang adalah kubu yang berlawanan. Peraturannya, perang air berakhir bila kedua kubu telah kehabisan amunisi.

Untuk wisuda bulan April ini, Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) ITB, memiliki alternatif lain untuk perang air yang dianggap kurang tepat bila disandingkan dengan isu lingkungan. Tiap perang air, berpuluh-puluh liter air digunakan untuk merayakan kebahagiaan wisuda. Namun, dengan solusi yang dipikirkan bersama, IMA-G berhasil mengurangi penggunaan air hampir setengah dari perang air biasa. Solusi yang diberikan berupa Perang Spons.

Peralatan yang digunakan adalah spons dari jok mobil bekas yang dipotong-potong menjadi seukuran genggaman tangan. Spons direndam dalam air yang ditaruh di dalam jolang (wadah air besar untuk mencuci pakaian), kemudian spons basah tersebut menjadi amunisi dan perang air akan berakhir bila spons-spons tersebut telah mengering dan air di dalam jolang telah habis. Dengan demikian, pemakaian air dapat dikendalikan dan dibatasi. Selain itu, sampah yang dihasilkan bukanlah tumpukan sampah plastik, namun spons bekas yang lebih ramah lingkungan.

Kini, hendaknya tiap mahasiswa memikirkan isu lingkungan dalam mengadakan suatu acara, tidak hanya memikirkan isu ekonomi karena bila tiap orang memiliki kesadaran untuk melakukan perubahan pada lingkungan menjadi lebih baik, niscaya perubahan besar pada lingkungan menuju hal yang positif akan terlihat dan terasa manfaatnya.

scan for download