Knowledge Sharing: Membangun Bisnis Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan

Oleh niken

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Jumat(31/10), Inkubator Industri dan Bisnis ITB dan Departemen Keuangan Keluarga Mahasiswa ITB menyelenggarakan knowledge sharing bersama PT Siskem Aneka Indonesia sebagai narasumber, bertemakan "Membangun Bisnis Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan". Sesi pertama, hadir Bapak Indra (alumni Tambang '84), salah satu anggota dari grup pendiri PT SAI yang menceritakan sedikit tentang sejarah berdirinya PT SAI.
PT. SAI lahir pada tahun 1998 memanfaatkan momen krisis moneter yang saat itu sedang mencapai puncak di Indonesia. Ketergantungan dunia industri pada bahan penunjang kimia khusus yang kebanyakan masih import ataupun dikuasai oleh suppliers multinasional amat besar dampaknya dalam kelangsungan usaha mereka saat itu. Hal ini dikarenakan sebagian besar bahan kimia khusus diimport dijual dalam dollar. Walau harus menerjang dampak krisis moneter, tetapi dengan berbekal pengalaman dan keyakinan akan besarnya peluang usaha untuk memberikan bahan kimia khusus alternatif yang berkualitas namun kompetitif, 3 anggota grup ini sepakat untuk memanfaatkan peluang usaha dengan mendirikan PT. SAI. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk membantu meningkatkan daya saing dan protabilitas pelanggan.

Mengapa latar belakang pendidikan penting dalam memulai bisnis? Hal tersebut dijawab oleh Bapak Syauki Amin, yang hadir sebagai pembicara kedua. Menurut beliau, dari masa ke masa terjadi perubahan paradigma ekonomi. Zaman dahulu, bisnis diutamakan berdasarkan jumlah sumber daya, semakin banyak sumber daya, semakin besar peluang kita membuat usaha. Namun, pemikiran ini sudah tidak dapat bertahan karena pada kenyataannya saat ini sumber daya alam sudah sangat berkurang dan jumlahnya bergantung waktu. Paradigma berikutnya, bisnis bergantung pada jumlah penduduk, dengan banyak pekerja maka suatu bisnis akan dapat berjalan. Paradigma berbisnis yang saat ini dipercaya adalah bisnis yang berbasis ilmu pengetahuan. Dengan paradigma ini, bisnis tidak harus dipengaruhi oleh jumlah oekerja maupun sumber daya. Syauki juga menambahkan, bahwa membuka bisnis dengan latar belakang yang berbeda dengan pendidikan kita bukanlah kesalahan, namun sangat lebih baik untuk memulai sesuatu yang sudah menjadi keahlian kita.

Selain itu, cara terbaik untuk menemukan celah bagi ide bisnis adalah dengan mengenal konsumen dan ekspektasi mereka. Coba untuk terjun dalam lingkungan, pekerjaan, pengalaman dan ketidakpuasan mereka. Temukan kebutuhan mereka atau ekspektasi dasar mereka kemudian pastikan kita dapat memenuhi hal tersebut atau bahkan memberikan lebih baik dibandingkan pilihan yang sudah ada, sehingga pada akhirnya kitalah yang dicari dan bukan produk biasa yang ada di pasaran.

scan for download