Seminar Reklamasi Lahan Bekas Tambang di Indonesia

Oleh asni jatiningasih

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Rabu (2/7), Kelompok Keahlian Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB bermitra dengan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI mengadakan seminar “Reklamasi Lahan Bekas Tambang di Indonesia”. Seminar diadakan di Aula Barat ITB dengan menghadirkan presentator dari perusahaan-perusahaan tambang dan peneliti. Beberapa wakil perusahaan tambang yang mempresentasikan makalah diantaranya PT.Nusa Halmahera Minerals, PT.Freeport Indonesia, PT.Koba Tin, dan PT.Newmont. Seminar membahas mengenai metode-metode yang dilakukan perusahaan tambang dalam mereklamasi lahan bekas tambang.
PT.Freeport Indonesia melakukan reklamasi dan suksesi alami pada area pengendapan pasir sisa tambang (sirsat). Sirsat mengapung bersama aliran sungai dan mengendap di daerah dataran rendah, dibantu dengan pembuatan tanggul. Di daerah dataran rendah inilah dilakukan suksesi dan reklamasi. Sirsat secara natural akan mencapai komunitas klimaks yang memberikan nilai ekologi, sedangkan sirsat yang diolah sebagai agriculture dan agroforestry akan menjadi lahan produktif yang memberikan nilai ekonomi. Saat ini sekitar 126 spesies berhasil ditanam dan dibudidayakan pada lahan sirsat baik dengan maupun tanpa penambahan bahan organik. ” Sampel kandungan logam dalam jaringan tanaman secara berkala dianalisa, dan sejauh ini kadarnya masih dibawah ambang,” ujar presentator dari PT.Freeport Indonesia. PT.Koba Tin menggunakan metode ‘Pot System’ untuk mengatasi minimnya top soil pada rehabilitasi lahan bekas tambang. Metode ‘Pot System’ dinilai efektif untuk mengatasi lahan bekas tambang yang miskin unsur hara. Prinsip-prinsip yang digunakan diantaranya pembuatan lubang-lubang tanam; lubang-lubang tanam dikeringkan; penambahan top soil yang telah dicampur pupuk, kompos, dan mikroryza; dan penanaman. PT.Nusa Halmahera Minerals (PT.NHM) menggunakan metode enkapsulasi batuan ‘potentially acid forming’ (PAF) di timbunan batuan pentutup tambang PT.NHM. PT. Newmont memilih metode suksesi progresif dimana ekosistem buatan manusia nantinya akan berkembang menjadi ekosistem alami. Secara umum, integrasi kegiatan penambangan dan reklamasi bertujuan mempercepat pemulihan lahan yang terganggu akibat kegiatan penambangan dan mengurangi luas lahan yang harus direklamasi pasca penambangan.
Seminar “Reklamasi Lahan Bekas Tambang” di Indonesia merupakan rangkaian acara ketiga setelah sebelumnya diadakan workshop “Air Asam Tambang” pada Senin (30/6) dan seminar “Air Asam Tambang di Indonesia ke-3” pada Selasa (1/7) lalu.


scan for download