Tombayu A. Hidayat: Sambangi San Diego sebagai Peraih ESRI Young Scholar Award 2016

Oleh Mega Liani Putri

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Aplikasi Geographic Information System (GIS) menarik perhatian banyak pihak, baik sektor pemerintah maupun swasta. GIS menjadi penunjang berbagai aktivitas pemerintahan, pengembangan bisnis, dan pertumbuhan suatu daerah. Pemetaan berbagai potensi melalui teknologi informasi menjadikan GIS modal penting dalam upaya pembangunan. GIS sendiri adalah salah satu bidang yang dipelajari oleh para mahasiswa program studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB. Salah satu mahasiswa ITB, Tombayu Amadeo Hidayat (Teknik Geodesi dan Geomatika 2012), telah membuktikan kompetensinya dalam mengaplikasikan GIS dengan meraih ESRI Young Scholar Award 2016.

Tom, panggilan akrabnya, membuat sebuah web yang menyajikan informasi peta kuliner di Bandung: petaboga.wix.com/main. Web yang memuat informasi kuliner Bandung dalam bentuk storymaps dan foodpoint map ini berhasil membawa Tom mengungguli para mahasiswa se-Indonesia dalam seleksi pemilihan ESRI Young Scholar Award 2016. "Tujuan saya ingin mempromosikan makanan-makanan di Bandung yang unik. Itu merupakan daya tarik tersendiri dari Kota Bandung. Saya kepikiran untuk menggabungkan peta dengan makanan-makanan dalam satu website," tutur Tom.

Wakili Indonesia, Membangun Network Kelas Dunia

Berkat prestasinya tersebut, Tom kemudian mendapatkan tiket emas untuk menghadiri ESRI User Conference 2016 di San Diego, Amerika Serikat. Konferensi internasional tersebut tidak hanya dihadiri oleh pelajar, tetapi seluruh pengguna GIS, seperti instansi pemerintahan dan para pengusaha. Tidak kurang dari 15.000 orang dari seluruh penjuru dunia berkumpul di ajang bergengsi tersebut.

ESRI User Conference 2016 berlangsung selama lima hari (27/06-01/07/16) di San Diego Convention Center. Konferensi tersebut terdiri atas beberapa sesi panel, diskusi, workshop dan pameran karya oleh para young scholars. Tom pun mempresentasikan Petaboga di sesi Map Gallery bersama pelajar dari belahan dunia lainnya. Kesempatan ini membuat Tom bisa bertemu dengan banyak orang dan saling berbagi pengetahuan tentang GIS.

"Di sana kita banyak sesi diskusi dan workshop, semua berhubungan tentang GIS. Saya bisa tahu perkembangan GIS dari negara lain. Yang menarik itu saya ketemu dengan pemenang-pemenang dari negara lain. Jadi, lumayan buat networking," ungkap Tom.

Tom juga bersyukur karena mendapatkan kesempatan mendatangi expo perguruan tinggi sebagai salah satu acara di konferensi tersebut. Ia mengaku bisa mencari peluang beasiswa untuk melanjutkan S2 di universitas kelas dunia. "Konferensi besar seperti itu biasanya peluang besarnya memang networking," Tom menekankan.

Mengembangkan GIS di Indonesia

Menyambangi Amerika kemudian membuka wawasan Tom akan perkembangan GIS di negara adidaya tersebut. Ia menceritakan bahwa di Amerika GIS telah menjadi bidang pekerjaan top, yaitu sebagai GIS analyst. Hal ini didorong oleh kebutuhan negara tersebut akan pengembangan GIS untuk menyokong pertumbuhan sektor pembangunan lainnya. "Di Indonesia (GIS-red) juga sudah mulai berkembang tapi banyak orang dan perusahaan belum sadar bahwa aspek GIS penting sekali. Semua perusahaan butuh GIS, baik perusahaan finance atau apapun. Dan itu sudah berkembang sekali kalau di Amerika sana. Di Indonesia juga akan berkembang pesat," opininya.

"Saya menganggap GIS itu sebagai tools. Seharusnya orang-orang sudah bisa menggunakannya. Saya pengen fokus di bidang lain tapi saya menggunakan GIS dalam bidang saya itu," tutur Tom yang tengah mengerjakan Tugas Akhir tentang remote sensing.

Tom kemudian memotivasi rekan-rekan mahasiswa ITB untuk tidak ragu untuk mengambil kesempatan mengikuti ajang bergengsi berskala internasional sedini mungkin. "Kalau bisa jangan telat panas. Jadi, ikuti setiap peluang kompetisi atau peluang networking internasional. Ambil kesempatan itu sedini mungkin. Jangan menunggu karena merasa belum punya skill," pesannya.

 

Sumber foto: tom5ive.tumblr.com


scan for download