Sambutan Rektor Merespon Tantangan Bangsa dengan Memperkuat Sistem Inovasi pada Peringatan 102 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia

Yang terhormat,
Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo,
Ketua dan anggota Majelis Wali Amanat,
Ketua dan anggota Senat Akademik,
Para Dekan, Pimpinan ITB, dan para Guru Besar,
Dan yang kami banggakan,
Para penerima penghargaan beserta keluarga dan kolega,
Para mahasiswa dan alumni ITB,
serta segenap insan Pendidikan Tinggi Teknik di seluruh Indonesia.

Selamat pagi, salam sejahtera, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama, mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segenap rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita berada dalam keadaan yang sehat dan dapat mengikuti Sidang Terbuka Institut Teknologi Bandung pada pagi hari ini. Saya sampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu sekalian atas kesediaannya untuk meluangkan waktu guna mengikuti sidang terbuka ini.

Before we begin the ceremony, let us all express our utmost gratitude to God for His Grace He has bestowed on us, and that we are all in good health to attend the Ceremony of the 102nd (one hundred and second) Commemoration of Institut Teknologi Bandung today. I want to thank everyone who are present here in ITB West Hall and in the Zoom meeting for participating in this event.

Pada tanggal 3 Juli 2022, perjalanan panjang Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (PTTI) telah menginjak usia yang ke-102 tahun. Di sepanjang perjalanan tersebut, telah tumbuh dan berkembang lembaga-lembaga pendidikan tinggi teknik di berbagai daerah di Tanah Air. Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah lembaga pendidikan teknik yang tertua, yang telah memainkan peranan kepeloporan dalam perkembangan pendidikan tinggi teknik di Indonesia.

Di masa awal Kemerdekaan Republik Indonesia, Djuanda Kartawidjaja dan Rooseno Soeryohadikoesoemo mendirikan Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) di tahun 1952, sebagai organisasi profesi keteknikan yang tertua di Indonesia. Para pelaku sejarah dari PTTI meyakini pentingnya peranan dari pendidikan tinggi di bidang teknik dalam mengisi kemerdekaan dan mendorong kemajuan bangsa Indonesia. Kemajuan dan penguasaan teknologi merupakan faktor yang sangat penting bagi kemajuan kebudayaan, serta kemandirian dan daya saing ekonomi dari sebuah bangsa.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi teknik, ITB memusatkan perhatian pada pendidikan, pengembangan dan penguasaan teknologi. Di masa-masa awal, pendidikan tinggi teknik di ITB mencakup matematika dan ilmu-ilmu alam, berbagai bidang teknik, bidang perencanaan, serta bidang seni dan desain. Pada masa perkembangan berikutnya, cakupan tersebut meluas meliputi ilmu-ilmu sosial dan humaniora, seperti bidang bisnis, kewairausahaan, studi pembangunan, kebijakan publik dan bidang studi sosio-teknologi. Pendekatan multidisiplin dalam pendidikan, pengembangan dan penguasaan teknologi tersebut berkembang karena adanya keterpautan yang semakin erat antara kemajuan teknologi, perubahan kebudayaan, dan pertumbuhan ekonomi.

Para hadirin yang saya muliakan,

Dalam kurun waktu satu abad terakhir, teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masyarakat dunia. Sebuah perspektif yang lazim digunakan untuk memotret perkembangan tersebut adalah perspektif industrialisasi ekonomi. Gelombang-gelombang awal dari perubahan tersebut dipicu oleh kehadiran mesin-mesin uap (steam engines) yang kemudian diikuti dengan perkembangan teknologi electricity, yang telah menyediakan fondasi bagi industrialisasi ekonomi berskala luas. Di masa pasca-Perang Dunia, terobosan-terobosan dalam teknologi komputer dan telekomunikasi (information and communictaion technology, ICT) telah memungkinkan globalisasi dari kegiatan-kegiatan produksi dan ekonomi. Perusahaan-perusahaan multinasional tumbuh dan berkembang pesat sejak dekade 1980-an. Kemudian, perkembangan-perkembangan manufaktur pada tingkat molekuler (nano- dan bio-teknologi), digitalisasi informasi, dan Artificial Intelligence memicu gelombang industrialisasi yang baru di awal abad ke-21. Gelombang yang terakhir ini populer dengan istilah Industry 4.0, yang diperkenalkan oleh World Economic Forum di tahun 2015.

Berbagai gelombang perubahan tersebut di atas berlangsung terutama di negara-negara berindustri maju (industrialized countries), yang kemudian diikuti oleh negara-negara industri baru (newly industrialized countries). Sedangkan bagi negara-negara yang masuk ke dalam kategori negara-negara berkembang (developing countries), perubahan-perubahan terjadi dengan pola yang berbeda. Bagi negara-negara berindustri maju dan negara-negara industri baru, penguasaan teknologi menjadi faktor penting yang menentukan tingkat industrialisasi serta daya saing ekonomi dari negara tersebut. Sedangkan bagi negara-negara berkembang pada umumnya, pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada faktor modal (capital) dan faktor tenaga kerja (labour).

Hari ini, banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari keterpautan antara perkembangan teknologi, di satu sisi, dan perubahan ekonomi dan perubahan sosial-budaya, di lain sisi. Studi-studi seperti itu kini dikenal dengan nama studi inovasi (innovation studies/sciences). Studi tersebut menyimpulkan bahwa penguasaan teknologi bukanlah suatu permasalahan yang dapat diselesaikan dengan cara sebatas memutakhirkan penelitian dan pengembangan (research & development). Melainkan, penguasaan teknologi juga memerlukan difusi dan adopsi hasil-hasil penelitian dan pengembangan di berbagai sektor ekonomi. Penguasaan teknologi merupakan proses yang berpola sistemik, yang melibatkan kerjasama-kerjasama yang erat dan kontinu antara berbagai pelaku di bidang akademik, pelaku industri, pelaku bisnis, dan para pembuat kebijakan publik/regulasi. Pola sistemik tersebut kini dikenal dengan istilah sistem inovasi.

Di negara-negara industri, kerjasama-kerjasama antara berbagai pelaku tersebut telah berkembang pesat dan erat, meskipun tentu saja bersifat dinamis. Dengan perkataan lain, negara-negara industri pada umumnya telah memiliki sistem inovasi yang relatif matang (mature). Tantangan yang dihadapi di negara-negara industri bukanlah menjalin dan membangun sistem inovasi, melainkan menjaga keberlanjutannya (sustainable innovation). Sementara bagi negara-negara berkembang, upaya-upaya untuk menjalin kerjasama-kerjasama tersebut secara erat dan kontinu masih menemui kendala-kendala. Di satu sisi, relevansi dari hasil-hasil penelitian di perguruan-perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian masih perlu ditingkatkan lagi. Di lain sisi, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor ekonomi masih menemui kendala dalam mengadopsi dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian guna mendukung inovasi. Di sini diperlukan peranan pemerintah dalam memfasilitasi interaksi antara perguruan-perguruan tinggi dan berbagai pelaku industri. Dibutuhkan kebijakan inovasi (innovation policy) secara lintas-sektor publik untuk mengembangkan dan memperkuat sistem-sistem inovasi.

Segenap insan Pendidikan Tinggi Teknik yang saya hormati,

Sebagaimana diamati oleh berbagai pakar, masyarakat dunia kini tengah dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan yang pertama tentu bekaitan pandemi Covid-19, yaitu pemulihan ekonomi dan penguatan ketahanan kesehatan di masa pasca-pandemi. Yang kedua berkaitan dengan meluasnya krisis pangan dan krisis energi. Yang ketiga berkaitan dengan adanya potensi krisis ekonomi dunia. Selain ini semua, kita juga menghadapi disrupsi-disrupsi yang dipicu oleh industry 4.0. Dalam situasi demikian, penting bagi lembaga-lembaga pendidikan tinggi teknik untuk merespon tantangan-tantangan tersebut dan berkontribusi dalam menjawabnya.

Peranan yang konvensional dari PTTI adalah melalui kegiatan penelitian dan pengajaran. Tetapi, menurut hemat saya, upaya untuk merespon dan menjawab tantangan-tantangan tersebut di atas memerlukan langkah-langkah yang lebih jauh dari sebatas menyusun dan menjalankan agenda-agenda penelitian dan pengajaran. Yang tidak kalah pentingnya adalah upaya-upaya untuk menjalin kerjasama-kerjasama yang lebih erat dan kontinu di antara berbagai pelaku, guna memperkuat sistem-sistem inovasi yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi, penguatan ketahanan kesehatan, ketahanan pangan dan energi, serta mendorong transformasi digital. Langkah-langkah ini memerlukan perencanaan yang disusun secara kolaboratif, kerangka regulasi lintas-sektor, dan peningkatan kapasitas kelembagaan PTTI.

Ke depan, PTTI, sebagai penyelenggara kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi, perlu semakin meningkatkan keterpaduan antara kegiatan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, mengembangkan pola-pola antar-/lintas-disiplin di dalam pelaksanaan Tridarma, serta meningkatkan kerjasama-kerjasama yang lebih strategis dengan berbagai pelaku di sektor-sektor industri/bisnis dan dengan organisasi-organiasi lainnya. Dalam kerjasama antara berbagai pelaku guna membentuk sistem inovasi, tentunya akan bertemu nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda.

Di sini, PTTI perlu untuk senantiasa menjaga dan memperkuat ‘budaya ilmiah’, yang menyediakan sebuah ‘platform intelektual’ bagi PTTI untuk berinteraksi dengan berbagai pelaku di luar lingkungan akademik.

Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, penting bahwa PTTI senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan, meningkatkan kualitas karya-karya, serta memperkuat keunggulannya untuk meraih reputasi internasional yang semakin tinggi, sambil tetap menjaga keterjangkauan (affordability) dari layanan pendidikan yang diberikan kepada generasi muda, serta akuntabel terhadap publik. Pandemi Covid-19 memberikan sebuah pelajaran yang berharga bagi kita semua akan pentingnya solidaritas, kebersamaan dan mutual support bagi kemajuan Bersama dan keberlanjutan (sustainability).

Higher Education Institutions for Engineering in Indonesia fully understand the need to continuously improve: our capacity, our institutional capability, and our quality of research and innovation in order to gain international reputation while also maintaining the affordability of our services for the young generation and the accountability of our businesses to the public. The COVID-19 pandemic has taught us a valuable lesson for our progression and sustainability in life: solidarity, togetherness, and mutual support.

Sebagai penutup, perkenankan saya mengajak seluruh kolega dosen, tenaga kependidikan, serta para mahasiswa ITB untuk terus berupaya meningkatkan kontribusi kita bagi kemajuan dan keberlanjutan bangsa Indonesia, dengan semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas karya-karya kita, sambil senantiasa menjaga dan memperkuat solidaritas—In Harmonia Progressio.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, 4 Juli 2022



Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.
Rektor ITB