Young Journalist Summit 2015 Jawab Kegelisahan Bangsa Indonesia

Oleh Syardianto

Editor -

 BANDUNG, itb.ac.id- Berfikir merupakan kegiatan mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan, meneliti dan menarik kesimpulan serta mencari suatu hubungan satu dengan yang lainnya. Dewasa ini, segala kegiatan yang dilakukan tak lepas dari konsep berfikir. Menurut Plato (dalam Suryabrata : 2002 :12): Berfikir adalah berbicara dalam hati. Ungkapan yang dikeluarkan dari hati menjadi suatu kata atau tulisan sehingga hal ini erat kaitannya dengan tulisan atau perkataan.

Saat ini, fenomena mengatakan lemahnya pemikiran bergerak lurus terhadap perkembangan globalisasi yang semakin pesat. Pola pemikiran yang semula kritis kini hanya sekedar tong yang sedikit isinya. Melihat fenomena kritis ini, salah satu tim Unit Kegiatan Mahasiswa ITB bidang keilmuan, Pers Mahasiswa (Persma ITB) menjawab semua kemelut masalah ini melalui Acara Seminar dan Workshop yang bertajuk "Young Journalist Summit 2015" bertempat di Gedung TVST ITB, Sabtu (07/02/15) dan Minggu (08/02/15).


Acara yang diadakan dua hari ini menarik perhatian khusus di khalayak ramai. Delia Rahma (Rekayasa Hayati 2012), selaku ketua acara YJS mengaku bahwa acara ini digelar dengan tujuan menjawab kegelisahan pada pola pemikiran generasi muda saat ini, terutama di bidang jurnalistik. Sebagai tim yang bergerak dalam bidang pers, tentu Delia bersama tim sangat menjunjung tinggi kualitas pemikiran seorang wartawan jurnalis karena sesungguhnya Pers merupakan pilar utama dalam demokrasi."Semoga acara ini mampu menjadikan generasi muda yang bersemangat dalam berkarya dan meningkatkan kehalian jurnalistiknya dalam menuangkan pikiran dan ide yang kreatif," ungkap Delia disela pidato sambutannya.


Young Journalist Summit yang diadakan oleh Persma ITB tahun ini dikemas dengan sangat menarik. Mengundang pembicara-pembicara ternama di bidang jurnalis ataupun keilmuan, salah satu nya adalah Sujiwo Tejo, tokoh budayawan, wartawan, penulis, pelukis sekaligus dalang wayang. Dalam seminar yang mengangkat tema "kepekaan jurnalistik melawan lesunya pemikiran,"  Tejo memaparkan dengan tegas bahwa berfikir adalah antara aku yang ada di dalam hati yang dipengaruhi oleh sudut pandang. "Berfikir itu adalah hasil pandangan subjek dan objek yang di jembatani oleh persepsi," tutur Tejo lugas. Di dalam dunia jurnalis, seorang wartawan selalu mengungkapkan peristiwa dari berbagai sudut pandang yang erat kaitannya dengan berfikir. Satu objek yang dilihat bisa di tanggapi dengan berbagai persepsi yang berbeda, untuk itulah pola pandang persepsi harus di perkuat dengan pola pemikiran yang berkualitas.


Selain mengundang Sujiwo Tejo, acara yang menggunakan metode seminar dan workshop ini juga mengundang tokoh ternama yaitu A. Maryoto seorang wartawan harian Kompas, M.Bakir praktisi sekaligus redaktur pelaksana kompas, dan Sandi Jaya Saputra sebagai penapak dunia Jurnalis muda yang berprestasi.


Sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dalam bidang keilmuan, tujuan dari acara ini juga untuk memperingati Hari Pers Nasional, tentu acara ini sangat didukung penuh dari kinerja seluruh panitia. Young Jurnalist Summit 2015 ini mengandung unsur tersirat yaitu di Era globalisasi yang marak diharapkan mampu menciptakan generasi muda terutama mahasiswa yang mampu berfikir kritis yang mendalam dan berkualitas terhadap suatu permasalahan. Masalah yang dihadapi bukan hanya dilihat satu sisi tetapi bisa dilihat dari berbagai sudut pandang."Harapannya ditahun-tahun berikutnya acara ini bisa kembali diadakan dengan persiapan dan materi yang lebih matang lagi," tutur Delia bersemangat.


scan for download