Rayakan Keberagaman, ITB Hadirkan Ruang Kreatif bagi Mahasiswa Internasional
Oleh M. Naufal Hafizh, S.S.
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Direktorat Kemitraan Global menyelenggarakan "Hangout & Jam at IRO", sebuah ruang interaksi kreatif yang mempertemukan mahasiswa internasional dalam suasana santai dan inklusif. Kegiatan yang digelar pada Jumat (12/12/2025) ini diisi dengan sesi musik, karaoke, dan berbagi kuliner lintas budaya, sekaligus menjadi wadah penguatan komunitas global di lingkungan kampus ITB.
Dua mahasiswa internasional memberikan pandangannya mengenai pengalaman berkuliah di ITB serta peran kegiatan IRO dalam mendukung proses adaptasi mereka di Indonesia.
Ruang Inklusif untuk Kolaborasi dan Kreativitas Mahasiswa Internasional

Waleed Wahid, mahasiswa program Doctor of Science in Management (Sekolah Bisnis Manajemen ITB) asal Pakistan, menyampaikan bahwa pengalaman berkuliah di ITB berjalan jauh lebih baik dari ekspektasinya.
“ITB sangat welcoming terhadap mahasiswa baru, terutama mahasiswa internasional. Budaya lokal yang ramah juga membuat kami merasa diterima,” ujarnya.
Ia menilai bahwa kegiatan di IRO selalu dikelola dengan baik meskipun diikuti peserta dari berbagai budaya.
“IRO mampu membuat semua orang merasa nyaman. Kegiatan sebelumnya sangat kreatif, kami belajar tari tradisional Indonesia hingga membuat karya dari benda-benda sederhana,” ujarnya.

Menurut Waleed, kreativitas menjadi aspek penting bagi mahasiswa internasional untuk bertahan dan beradaptasi di lingkungan baru. Ia juga mengapresiasi ketenangan dan keramahan masyarakat Indonesia yang menurutnya menciptakan pengalaman hidup yang lebih ringan dan penuh toleransi.
Waleed menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak mahasiswa internasional. Ia mendorong promosi pendidikan tinggi Indonesia di kancah global agar keberagaman akademik semakin berkembang.
“Jika Indonesia ingin memperluas keberagaman, promosi pendidikan harus diperkuat. Kerja sama seperti kunjungan Presiden Indonesia ke Pakistan baru-baru ini dapat membuka peluang hadirnya lebih banyak mahasiswa internasional,” jelasnya.
Pengalaman Budaya dan Interaksi Global yang Memperkaya Kehidupan Kampus

Boolein Najjar, mahasiswa doktoral Geodesi dan Geomatika asal Yordania, juga membagikan pengalamannya. Ia mengaku selalu menantikan kegiatan IRO yang penuh kreativitas dan kebersamaan.
“Walaupun suara kami saat karaoke tidak bagus, kami tetap menikmati momen itu bersama,” ujarnya tersenyum.
Boolein mengapresiasi kegiatan budaya yang diinisiasi IRO, mulai dari kelas tari tradisional, musik lokal, hingga kunjungan budaya seperti perjalanan ke Bali dan berbagai lokasi di Jawa Barat. Menurutnya, aktivitas tersebut membuat mahasiswa internasional semakin mengenal budaya Indonesia secara langsung.
Salah satu harapan terbesarnya adalah menghadirkan kembali International Day di ITB, merupakan sebuah festival budaya tempat mahasiswa dari berbagai negara menampilkan makanan, seni, dan pertunjukan khas negara masing-masing.
“Dengan banyaknya mahasiswa internasional, ITB sangat berpotensi mengadakan International Day yang dipersembahkan oleh para mahasiswanya sendiri,” jelas Boolein.
Komitmen ITB dalam Membangun Ekosistem Internasional yang Kuat
Melalui kegiatan seperti Hangout & Jam at IRO, ITB terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif, ramah, dan mendukung keberagaman. Ruang-ruang kreatif ini menjadi jembatan penting untuk mendorong kolaborasi lintas budaya, memperluas jejaring internasional, serta memperkaya pengalaman akademik dan sosial mahasiswa dari seluruh dunia.
Reporter: Merryta Kusumawati (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2025)



.jpg)



