Proyek ENHANCE: Practice-dialogue Workshops, Kerjasama ITB bersama Universitas Warwick

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor -

*

Bandung, itb.ac.id - Proyek ENHANCE kerjasama antara ITB dengan Universitas Warwick, bersama sembilan universitas lainnya, telah berjalan lebih dari dua bulan. Beberapa kegiatan studi, rapat manajemen, dan workshop juga telah dilakukan bersama. Hal ini disampaikan oleh Muhamad Abduh, Ph.D., manajer tim ITB untuk proyek tersebut, saat ditemui di gedung CIBE ITB beberapa waktu yang lalu usai kembali dari perjalanannya ke Vietnam.


Tahap awal ini, proyek ENHANCE fokus kepada kajian beberapa literatur terkait dengan metode delivery materi perkuliahan yang sudah banyak digunakan dan juga yang baru saja diperkenalkan sebagai variasi dari learner-based education. Hal tersebut ditujukan untuk mengakomodasi materi humanitarian engineering dan community-based engineering yang bersifat multidisiplin. “Beruntung kita, ITB, kebagian tugas mengkaji literatur terkait pendekatan Problem-based learning atau PBL, yang mana sudah biasa kita lakukan di pengajaran bidang teknik,” demikian ditambahkan oleh Abduh.


Sejak tanggal 17 hingga 28 Februari lalu, diketahui telah dilaksanakan tiga workshop untuk mengidentifikasi praktik-praktik yang telah dilakukan secara maraton di tiga negara terkait dengan tema humanitarian engineering. Workshop pertama dari tanggal 17-18 Februari dilakukan di Universitas Dhaka, Bangladesh. Kemudian dilanjutkan dengan workshop kedua di Indonesia, yang bertempat di UGM, pada tanggal 20-23 Februari.


Sedangkan yang terakhir dilaksanakan di Ho Chi Minh City University of Technology, Vietnam dari tanggal 25-27 Februari. Semua berjalan dengan baik, partisipasi dari pemangku kepentingan dari di setiap lokasi workshop memberikan masukan terkait dengan permasalahan kemanusiaan yang sering terjadi, potensi penanganannya, program yang sudah berjalan, serta peluang untuk pengembangan program pendidikan humanitarian engineering.


Abduh juga menambahkan telah dilaksanakannya rapat manajemen sebanyak tiga kali yang ditujukan untuk menyamakan persepsi terhadap proyek dan pembagian tugas selanjutnya. “Dalam waktu dekat, bulan April dan kemudian Juli, rapat manajemen proyek akan dilaksanakan melalui teleconference di masing-masing lokasi, karena pertimbangan biaya semata,” tambah Abduh.


ITB direncanakan akan menjadi tuan rumah serangkaian workshop pada awal bulan September. Tujuannya untuk mengembangkan program dan kurikulum terkait dengan humanitarian engineering di ITB, UGM dan Universitas Brawijaya. “Kami sudah berkoordinasi terkait ini dengan Dekan FTSL (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan) serta WRAM (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), bahwa di ITB humanitarian engineering ini akan coba diadopsi di Program Magister Teknik Sipil, khususnya bidang Manajemen dan Rekayasa Konstruksi (MRK) dan Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur (RMI) dengan perbaikan pada mata kuliah yang sudah ada serta menambahkan mata kuliah pilihan baru saja. Jadi, kita tidak akan membuat program khusus, kok,” kata Abduh.

Lebih lanjut ia mengatakan, sebelum kegiatan tersebut berjalan, tentu ada baiknya  proyek ENHANCE ini lebih digalakkan sosialisasinya ke dalam ITB, maupun ke luar, juga kepada para pemangku kepentingan lainnya, agar workshop tersebut dapat berjalan dengan sukses.


*Sumber tulisan kiriman dari Ir. Muhamad Abduh MT, Ph.D.


scan for download