Pengabdian Masyarakat Perencanaan Wilayah dan Kota SAPPK ITB Dorong Smart Economy dan Society Ekraf dan Pariwisata di Kabupaten Kepulauan Sula

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

MALUKU UTARA, itb.ac.id - Pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu pilar Tridarma Perguruan Tinggi dilakukan sebagai penerapan pengetahuan yang dimiliki akademisi kepada masyarakat. Hal ini yang dilakukan Tim Pengabdian Masyarakat (PM) Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara.

Tim PM tersebut diketuai Ir. Ridwan Sutriadi, S.T, M.T, Ph.D., dengan anggota Nurrohman Wijaya, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., serta asisten pengabdian Diaz Ekaputra, ST., Anandhika Arifianto, ST., M. Ihsan Yudanto, ST., Juwita, ST., dan Firdausin A. Rahman pada 1 - 3 Agustus 2023.

Pengabdian masyarakat kali ini mengusung tema “Mendorong Smart Economy and Society dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan Pariwisata di Desa Falahu dan Desa Fautkauyon, Kabupaten Kepulauan Sula”.

Kegiatan tersebut merupakan hasil desk study tim PM terkait masalah dan sektor pengungkit yang potensial dalam skala ekonomi regional di Kepulauan Sula, yang dilanjutkan dengan FGD 1 untuk menjaring isu serta permasalahan dari pemerintah daerah, NGO, dan media lokal dengan pendekatan top-down planning.
Kegiatan dilanjutkan dengan FGD 2 dan workshop dengan tujuan memperluas identifikasi isu dengan mengundang pemerintah desa, pokdarwis/asosiasi, dan pelaku usaha sebagai penerapan bottom-up planning.

Kabupaten Kepulauan Sula memiliki potensi pariwisata serta ekonomi kreatif meski masuk daerah 3T, daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, di Indonesia yang berbentuk kepulauan dan . Selain itu, wilayah tersebut memiliki isu aksesibilitas dan sumber daya manusia. Adapun Desa Falahu memiliki potensi ekonomi kreatif berupa makanan tradisional, abon, dan sambal, sedangkan Desa Fautkauyon memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif handycraft dari batok kelapa.

Dalam teori pembangunan dan perencanan, pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata, dua sektor yang saling berhubungan, dapat memberikan spillover effect terhadap ekonomi masyarakat lokal. Lewat rangkaian FGD dan workshop yang dilakukan, Tim PM ingin meningkatkan awareness dan sense of problem masyarakat lokal lewat comprehensive planning. Ditemukan bahwa masalah promosi dan branding produk memerlukan infrastruktur digital. Diperlukan pula diversifikasi produk agar tidak terjadi kompetisi di antara dua desa karena pasar yang masih terbatas.

Dalam workshop, terdapat tiga tahapan pelatihan. Pertama, visioning masalah pariwisata dan ekonomi kreatif serta harapan masyarakat ke depan. Kedua, memetakan potensi modal, manusia, pengetahuan, atraksi pariwisata, dan konektivitas regional. Ketiga, pengisian business model canvas. Seluruh tahapan ini dilakukan masyarakat lokal yang difasilitasi Tim PM.

Rangkaian FGD dan workshop ini menjadi masukan dalam dokumen masterplan desa. Di dalamnya termuat hasil pemetaan potensi ekonomi kreatif dan pariwisata di kedua desa tersebut dengan pendekatan teoritis.

Diharapkan, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dapat dilanjutkan. Selain itu, kedua desa dapat menjadi desa binaan untuk menjadi desa yang mandiri.

Reporter: Mirmanti Cinahya Winursita (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download