Mobil Irit BBM Buatan Tim Cikal ITB Akan Diproduksi Massal
BANDUNG, itb.ac.id - Tingginya animo publik terhadap mobil Esemka buatan pelajar SMK asal Solo, Jawa Tengah, membuat tim Cikal ITB yang menggeluti mobil irit bahan bakar minyak (BBM) tertarik untuk memproduksi massal mobil mereka. Cikal Nusantara merupakan mobil yang dikembangkan pada 2010 untuk mengikuti kompetisi mobil irit Shell Eco-Marathon (SEM) Asia. Mobil Cikal Nusantara menggunakan mesin motor 110 CC dengan bahan bakar bensin.
"Kalau ada kesempatan, kami mau juga mengembangkan mobil ini seperti Esemka," kata Manager Tim Cikal ITB, Piter Lukita Ferdian (Teknik Mesin 2008). Saat ini, tim Cikal ITB memang tengah menyelesaikan tiga mobil irit BBM untuk dilombakan kembali di SEM Asia 2012 di Sepang, Malaysia.
"Untuk produksi massal, kami memang sedang menunggu sponsor. Tinggal menunggu orang yang mau berinvestasi," ujarnya. Piter juga menambahkan, jika mobil Cikal ITB dikembangkan secara massal tentu akan ada perubahan. Saat ini, konsep yang dikembangkan adalah untuk balap irit menggunakan BBM.
"Kami bisa memakai urban konsep, jadi kendaraan untuk dalam kota yang bisa dipakai dua orang," jelasnya. Sambil menunggu sponsor, Tim Cikal ITB juga rajin mengikuti loma sambil mematangkan konsep jika nantinya diproduksi massal.
Riset dan produksi mobil Cikal ITB menghabiskan dana sebesar Rp 200 juta. Jika diproduksi massal, kata Piter, biaya tersebut bisa lebih hemat dan murah. "Kami bisa 80 persen lebih murah dari Esemka," sebutnya.
"Untuk produksi massal, kami memang sedang menunggu sponsor. Tinggal menunggu orang yang mau berinvestasi," ujarnya. Piter juga menambahkan, jika mobil Cikal ITB dikembangkan secara massal tentu akan ada perubahan. Saat ini, konsep yang dikembangkan adalah untuk balap irit menggunakan BBM.
"Kami bisa memakai urban konsep, jadi kendaraan untuk dalam kota yang bisa dipakai dua orang," jelasnya. Sambil menunggu sponsor, Tim Cikal ITB juga rajin mengikuti loma sambil mematangkan konsep jika nantinya diproduksi massal.
Riset dan produksi mobil Cikal ITB menghabiskan dana sebesar Rp 200 juta. Jika diproduksi massal, kata Piter, biaya tersebut bisa lebih hemat dan murah. "Kami bisa 80 persen lebih murah dari Esemka," sebutnya.
[Sumber: Okezone.com, foto: Vivanews.com]
scan for download