Mencari Inspirasi di Selasar Oprek

Oleh asni jatiningasih

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Beberapa waktu yang lalu, 19-22 Agustus, ada kegiatan menarik di Campus Center Barat, "Selasar Oprek" namanya. Di selasar ini ditampilkan beberapa dokumentasi karya  mahasiswa ITB yang pernah memenangi perlombaan, diantaranya software 'Butterfly' (Juara rural innovation award di Paris) karya Tim AntarMuka, alat pengolah sampah tetrapack (Juara 2 Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi pada PIMNAS XXI) karya tim PIMNAS, dan pembangkit listrik tenaga air skala piko hidro karya Tim Palapa.
Palapa adalah proyek pembagunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Pikohidro. Palapa merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat dari mahasiswa Teknik Elektro ITB 2005 untuk membantu desa tertinggal yang belum memiliki jaringan listrik yang optimal. Proyek Palapa bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di desa tertinggal melalui transfer ilmu (meliputi hal-hal yang menyangkut alat pembangkit, bendungan, sistem kelistrikan), pengembangan ekonomi (dengan sistem manajemen keuangan Palapa), dan pendidikan (bekerjasama dengan rumah amal ITB). Cara kerja dari sistem ini antara lain pembendungan sungai, penyaluran air melalui pipa, melalui nozzle air disalurkan untuk memutar turbin, turbin memutar generator listrik, digital load controller, jaringan transmisi, samapi akhirnya listrik didistribusikan kepada warga. Kelebihan dari Palapa diantaranya relatif mudah dan murah, teknologinya sederhana dan mudah dikembangkan masyarakat, dan mencerdaskan masyarakat melalui transfer teknologi dan pengembangan pendidikan. "Palapa terus dikembangkan dari skala piko yang menghasilkan 10 KW kearah mikro menghasilkan 30 KW," ujar Ramadhani Wahono (EL'06) ketua projek baru Palapa skala mikro. Sebelumnya PLTA skala piko dikerjakan oleh mahasiswa Teknik Elektro 2005.  

Software  'Butterfly' yang dikembangkan Arief Widhiyasa (STEI) , Dimas Yusuf Danurwenda (STEI), Ella Madanella (STEI) dan Erga Ghaniya (FSRD) adalah sistem reportase terkait isu lingkungan yang meneruskan reportase lengkap mengenai sebuah masalah langsung kepada pihak yang berwenang dalam bidang tersebut. Pemakai bisa mengirim reportase kepada 'Butterfly' melaui suara, SMS, website, atau aplikasi mobile. 'Butterfly' akan mengklasifikasikan masalah berdasarkan kategori, prioritas, dan lokasi yang kemudian reportase akan diteruskan kepada pihak yang berwenang untuk menangani maslah tersebut. Latarbelakang dibuatnya software ini untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih jauh karena lingkungan yang mengalami kerusakan tidak dapat pulih dengan sendirinya dalam kurun waktu singkat.

Karya lain yaitu pemanfaatan aluminium polietilen dari sampah kemasan aseptik dengan metode hot prosesing yang bertujuan mengolah sampah tetrapack agar lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis. Pengolahan ini dapat menghasilkan suatu bahan material dengan karakteristik tertentu, bahkan bisa menahan beban hingga 3 ton. Alur prosesnya mulai dari pengumpulan sampah kemasan aseptik, pulper, pencacah, pemanas, pencetak, dan komposit. Untuk selanjutnya metode ini terus dikembangkan kearah bahan baku yang lebih variatif, scale up menjadi skala pilot, pembuatan sodium aluminat untuk pembuatan senyawa turunan aluminatnya, dan analisis pembuatan volatile gas. Metode ini dikembangkan oleh mahasiswa Teknik Kimia ITB.

"Selasar Oprek" diusung oleh departemen proinov Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM)  ITB yang akan dilaksankan rutin setiap bulan. "Tujuan acara ini adalah agar massa kampus mengetahui apa saja yang mahasiswa ITB telah lakukan, seperti apa karya-karya mereka, dan kemudian harapannya karya-karya tersebut dapat diapresiasi dan menjadi insipirasi bagi mahasiswa ITB lainnya untuk berkarya juga," ujar Liza Octavia, Deputi Pengembangan Kultur Keprofesian KM ITB, dikutip dari http://km.itb.ac.id/. (asni)

scan for download