Mahasiswa Teknik Mesin Berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal Wayang Windu

Oleh Pengirim Lepas

Editor -

Kamis,5 April 2007 lalu, beberapa mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITB mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal Wayang Windu. Kunjungan ini diselenggarakan oleh Engineering Design Center Teknik Mesin ITB. Tujuan dari kunjungan ini adalah agar mahasiswa-mahasiswa yang ikut bisa melihat secara langsung sistem perpipaan yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal Wayang Windu tersebut. Peserta kunjungan terdiri dari 30 orang mahasiswa, baik mahasiswa S1 maupun mahasiswa S2 serta ditemani dengan seorang dosen pembimbing, Pak Rahman Setiawan dari Departemen Teknik Mesin.

Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal Wayang Windu terletak di Pengalengan, Jawa Barat, sekitar 40 km dari Bandung Selatan. Untuk menuju kesana para mahaiswa Teknik Mesin ITB menggunakan bus yang diberangkatkan pukul 7.30 WIB dari Gerbang Ganesha. Bus sampai ditujuan pada pukul 10.00 WIB. Sampai di sana, para mahasiswa menuju gedung utama untuk mendengarkan presentasi dari PT Magma Nusantara, perusahaan yang mengelalola Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal Wayang Windu. Presentasi tersebut mengenai cara kerja suatu pembangkit listrik geothermal. Pada pembangkit listrik tenaga geothermal, digunakan tenaga panas bumi untuk menghasilkan listrik. Panas bumi memanaskan air yang terdapat di dalam bumi sehingga air berubah menjadi uap. Uap ini digunakan untuk memutar turbin uap yang akan memutar generator untuk menghasilkan listrik. Agar mesin-mesin pada pembangkit tidak rusak, diperlukan uap air yang murni (hanya terdiri dari uap air saja dan tidak mengandung zat-zat lainnya seperti air dan H2S), untuk itulah sebelum masuk ke turbin, uap air perlu dipisahkan dari zat-zat lainnya. Uap air dipisahkan dengan air menggunakan sebuah separator sedangkan zat-zat lainnya seperti H2S dipisahkan dari uap dengan menggunakan sebuah scrubber. Setelah dibersihkan inilah baru uap air dialirkan menuju turbin uap memiliki sudu-sudu yang akan diputar oleh uap air sehingga turbin akan menghasilkan energi gerak. Energi gerak ini akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

“Geothermal merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi, dan tenaganya berasal langsung dari bumi, akan tetapi biaya awal untuk instalasi sangat mahal,” kata seorang pegawai PT Magma Nusantara saat presentasi. Para peserta juga mendapatkan presentasi mengenai safety. Hal ini merupakan materi yang penting karena area pembangkit listrik tenaga geothermal merupakan area yang cukup berbahaya.

Setelah mendengarkan presentasi, para peserta kunjungan diajak melihat ruang di turbin uap dan generator. Ruang turbin dan generator ini sebenarnya cukup bising dan untuk memasukinya sebenarnya perlu menggunakan ear plug untuk menghindari kerusakan pada telinga. Akan tetapi karena keterbatasan tersedianya ear plug, para peserta tidak menggunakan ear plug.
Ruangan berikut yang dikunjungi adalah ruang kendali (control room). Ruang ini terdiri dari banyak komputer yang dipasangkan sebuah program khusus untuk mengendalikan kondisi pembangkit listrik dari jarak jauh. Para pegawai PT magma Nusantara yang bekerja di ruang kendali ini membantu para peserta untuk memahami cara kerja ruang kendali dengan cara menerangkan cara kerja program yang digunakan.
Setelah puas melihat-lihat ruang kendali, para peserta menuju keluar gedung utama dan melihat-lihat instalasi yang terdapat di luar gedung. Berbagai perpipaan dan pompa dapat diamati di sana. Diantaranya hot well pump dan vacum pump. Para peserta juga dapat melihat menara pendingin (cooling tower) dari dekat. Menara ini bertujuan untuk mendinginkan air yang berasal dari kondensor. Kondensor sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan sisa uap yang telah melalui turbin. Uap yang telah didinginkan akan berubah menjadi air. Air ini akan diinjeksikan kembali ke dalam bumi.

Setelah melihat-lihat menara pendingin, para peserta naik ke atas bus untuk menuju sumur produksi. Perjalanan berlangsung selama sekitar 15 menit. Di perjalanan dapat dilihat saluran perpipaan yang terdapat diantara perkebunan teh yang hijau. Sumur produksi yang dilihat adalah sumur produksi yang sudah tidak berfungsi lagi. Walaupun begitu, peserta tetap dapat belajar mengenai sistem perpipaan dan katup-katup yang ada di sana. Setelah melihat sumur produksi, para peserta melihat-lihat sumur injeksi. Di sinilah sisa air dari pembangkit listrik diinjeksikan kembali ke dalam bumi. Karena adanya panas bumi, air yang telah diinjeksikan ini kelak akan berubah menjadi uap yang bisa digunakan kembali untuk menghasilkan listrik dengan siklus yang tertera di atas. Daerah sumur injeksi ini merupakan tempat terakhir yang dikunjungi di Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal Wayang Windu ini. Peserta pun pulang kembali ke ITB, diselingi makan siang di pinggir sebuah danau.

scan for download