Mahasiswa ITB Gagas Konsep Kampung Asri di Kampung Rancaselang Kabupaten Bandung

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Lingkungan yang hijau dan asri merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan keseimbangan ekologis. Sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisiatif menciptakan keseimbangan ekologis tersebut dengan menggagas Kampung Asri di Kampung Rancaselang, Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, melalui program pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama satu bulan, mulai Oktober hingga November tahun 2023. Pelaksanaan program dilakukan setiap akhir pekan. Di bawah bimbingan dosen ITB, Muhamad Taufik, M.Ag., sembilan mahasiswa dari berbagai jurusan seperti Teknik Fisika, Teknik Mesin, dan Perencanaan Wilayah dan Kota tergabung dalam kegiatan tersebut.

Ketua Pengabdian Masyarakat, Deftendy Virgiatman (Teknik Fisika 2021) mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan atas dasar kondisi lingkungan tempat tujuan.

“Berdasarkan hasil analisis kondisi antara mahasiswa dengan masyarakat dan perangkat kampung setempat, permasalahan yang sering dialami terkait kekeringan akibat kemarau panjang dan persampahan. Masyarakat masih membakar sampah-sampah domestik di lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, mahasiswa ITB menggagas program-program yang relevan dengan permasalahan tersebut,” ujarnya.

   

Pada pekan pertama, mahasiswa ITB menggelar sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada siswa di SD Plus Al-Muhsinin. Tujuannya untuk menerapkan gaya hidup bersih dan sehat sejak dini. Siswa diberikan materi mengenai cara merawat diri, mejaga lingkungan sekitar, dan dampak-dampak yang ditimbulkan jika tidak menerapkan gaya hidup sehat. Mereka pun diajak mempraktikkan salah satu materi sosialisasi, yaitu mencuci tangan memakai sabun di lingkungan sekolah.

   

Pada pekan kedua, mahasiswa ITB menggelar penanaman 100 pohon buah di lahan kosong RT 01, RW 13, Kampung Rancaselang. Tujuannya untuk menahan aliran air hujan, menyimpan cadangan air, dan pohon-pohon yang ditanam dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata alam di masa depan.

Pohon yang ditanam meliputi 20 pohon mangga, 20 pohon petai, 20 pohon rambutan, 20 pohon durian, dan 20 bibit stroberi. Mahasiswa dan masyarakat bersama-sama menanam berbagai pohon tersebut. Mahasiswa pun menempelkan Quick Response Code (QR Code) yang dapat dipindai menggunakan smartphone pada pohon untuk memberikan informasi terkait pohon yang ditanam.

   

Pada pekan ketiga dan keempat, digelar workshop ecobrick dan pembuatan komposter sederhana. Workshop ecobrick bertujuan mengedukasi masyarakat terkait Reduce, Reuse, Recycle agar sampah-sampah nonorganik dapat didaur ulang menjadi produk baru. Sementara itu, workshop pembuatan komposter dilaksanakan untuk mengurangi jumlah sampah organik sekaligus mengedukasi masyarakat terkait pengolahan sampah tersebut menjadi pupuk alami.

Selain dikenalkan dengan metode komposter, masyarakat diberikan wadah komposter siap pakai lengkap dengan benih sayuran dan bakteri komposter. Mereka pun dapat langsung mempraktikkannya setelah workshop.

Harapannya, setelah pengabdian masyarakat berbasis Kampung Asri dengan berbagai program, lingkungan sekitar dapat terjaga dan sampah dapat diolah menjadi berbagai hal yang bermanfaat dan berkelanjutan.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download