Leadership Talk: Kontribusi Aktif dan Kreatif untuk Masyarakat

Oleh Mega Liani Putri

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Forum Bidik Misi ITB bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri Regional II Bandung mengadakan Leadership Talk pada Minggu (23/03/14) bertempat di Gedung P4TKLB, Jalan Dr. Cipto 9, Bandung. Acara ini mengundang seluruh mahasiswa ITB penerima beasiswa Bidik Misi angkatan 2012 dan 2013 serta masyarakat umum. Lewat tema 'Cre-Active Contribution', hadirin diajak untuk turut berkontribusi aktif di dalam masyarakat.  Acara dibuka dengan pembacaan Al-Qur'an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan dilanjutkan dengan pembacaan 'Idealisme Kami' sebagai ikrar yang diiniasi oleh PPSDMS.

Materi pertama disampaikan oleh Rama Royani, Alumni Teknik Fisika ITB '64, penemu metode Talents Mapping. Sosok yang akrab disapa Abah Rama tersebut mengajak para peserta untuk mengenal potensi yang yang tersimpan di dalam diri masing-masing. "Supaya bisa sukses, kita jangan meniru orang lain. Kita seharusnya mengembangkan keunikan kita masing-masing," ucapnya.

Para peserta sebelumnya telah diminta untuk mengisi kuesioner di website www.temubakat.com dan mereka harus membawa hasilnya di kesempatan tersebut. Abah Rama pun menjelaskan tentang delapan kelompok kategori bakat di dalam kuesioner online tersebut, yaitu Headman (influencing), Servicing (serving others), Generating Idea, Technical, Elementary (language and administration), Reasoning (analysis), Thinking (numeric analysis), dan Networking (working with others). Berdasarkan jawaban peserta dari 30 pertanyaan yang ada, mereka dapat menyimpulkan potensi dan kelemahan yang mereka miliki.

"Coba fokus pada potensi yang dapat Anda kembangkan. Ada yang disebut dengan Positive Psychology, yaitu bagaimana membangun jiwa yang positif. Fokuslah pada pertanyaan, 'What is our strength?" jelas Abah Rama agar peserta dapat menginterpretasikan hasil Talents Mapping dengan benar.

Muhammad Setiawan, Analis Dana Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menjadi pembicara di sesi kedua. Beliau menjelaskan tentang fungsi LPDP sebagai lembaga yang bertugas untuk mengelola dana abadi untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Sejak dua tahun yang lalu, dana pendidikan tersebut telah disalurkan dalam bentuk beasiswa pendidikan dan biaya hidup untuk strata pendidikan magister dan doktoral di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, ada program beasiswa riset, rehabilitasi fasilitas pendidikan, dan afirmasi. "Kami ingin memperbanyak orang pintar sehingga Indonesia kelak dipimpin oleh orang-orang pintar," ucapnya.

Di sesi ketiga, panitia menghadirkan Adjie Wicaksana (CEO Innovation for Community Development Center), Ibnu Syakir Alandiri (Pendiri Taman Ilmu di Desa Sukanegla), Jamika Nasapura (Kepala Sekolah Skhole-ITB Mengajar), dan Raka A. Inggris (Presiden Asrama PPSDMS NF Regional II Bandung). Mereka adalah tokoh-tokoh muda yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Innovation for Community Development (ICDC) adalah LSM yang bergerak di bidang sociopreneurship atau kewirausahaan berbasis komunitas yang berdampak positif secara langsung kepada ekonomi masyarakat. ICDC menginisiasi program 'Desa Inovasi' di tujuh desa dan telah memproduksi berbagai produk makanan olahan dengan merek 'Desanesia'.  Taman Ilmu dan Skhole adalah program pengabdian masyarakat di bidang pendidikan yang digerakkan oleh mahasiswa. Taman Ilmu diinisiasi oleh mahasiswa Universitas Padjajaran, sedangkan Skhole adalah program Keluarga Mahasiswa ITB. PPSDMS NF sendiri memiliki 'Kampung Mandiri'; sebuah program yang memfasilitasi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat lewat kegiatan Rumah Juara, Rumah Kreatif, dan Rumah Qur'ani.


scan for download