Hibah Riset RISPRO UKICIS: Cetak Biru Program Transfer Teknologi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id—Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), bekerja sama dengan UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) meluncurkan program Riset Inovatif Produktif (RISPRO) bertema UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).

RISPRO UKICIS merupakan skema pendanaan bagi peneliti Indonesia yang ingin melakukan kerja sama riset dengan perguruan tinggi terbaik di UK. UKICIS sendiri merupakan konsorsium yang beranggotakan tujuh perguruan tinggi di Indonesia dan UK dengan misi mempercepat transfer teknologi kedua negara.

Pada peluncuran RISPRO UKICIS tanggal 16 Maret 2022, Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto menyampaikan bahwa pendanaan sebesar Rp44 milyar (USD 3 juta) akan digunakan untuk menguatkan riset nasional di bidang Green Economy, Blue Economy, Digital Technology, Health, dan Tourism selama empat tahun (2022-2026). RISPRO UKICIS dapat diakses oleh perguruan tinggi di Indonesia, baik yang berafiliasi dengan UKICIS maupun tidak.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa bidang-bidang tersebut di atas merupakan lima fokus riset nasional di lingkup pendidikan tinggi, sebagaimana arahan langsung dari Presiden Joko Widodo. Menteri Nadiem menegaskan pentingnya peningkatan ekosistem riset tanah air dan berharap agar melalui program-program seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka serta skema pendanaan RISPRO UKICIS, kampus-kampus di tanah air akan bertransformasi dengan ekosistem riset yang semakin inovatif.

Direktur Jenderal Diktiristek Profesor Nizam berharap RISPRO UKICIS dapat menjadi pengungkit terselenggaranya riset yang memiliki dampak bagi masyarakat luas dan bersinergi dengan program-program pertukaran mahasiswa dan akademisi Kemendikbudristek, serta manajemen talenta. Profesor Nizam juga mendorong pemerintah UK untuk turut memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan sebagai tindak lanjut dari inisiatif baik dari pemerintah Indonesia.

Kerja Sama Riset dan Inovasi sebagai Perekat Hubungan Bilateral Indonesia dan UK

Duta Besar Indonesia untuk UK, Irlandia, dan IMO, Desra Percaya menegaskan bahwa kerja sama riset dan inovasi merupakan salah satu prioritas hubungan bilateral Indonesia dan UK. RISPRO UKICIS merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mendukung intensifikasi kerja sama riset oleh kedua negara. Desra mengharapkan UKICIS menggunakan kesempatan ini untuk merangkul perguruan tinggi di kedua negara serta memberdayakan ilmuwan diaspora Indonesia di UK dalam menjalankan program ini.

Kolaborasi Interdisipliner: Solusi bagi Masalah Global

Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam pidatonya menegaskan bahwa UKICIS memiliki misi untuk turut menciptakan solusi bagi permasalahan global. UK memiliki peran penting bagi ITB, mengingat publikasi antara akademisi ITB dan UK melebihi jumlah publikasi antara ITB dengan perguruan tinggi Eropa lainnya, seperti Jerman dan Perancis, ujar Profesor Wirahadikusumah.

UKICIS adalah konsorsium perguruan tinggi yang dibentuk pada Agustus 2020 oleh ilmuwan diaspora dan tanah air yang merupakan akademisi di University of Nottingham, University of Warwick, Coventry University, Insititut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia. UKICIS bertujuan untuk mempercepat transfer teknologi antara UK dan Indonesia lewat kolaborasi riset interdisipliner.

Koordinator dari UKICIS sekaligus Assistant Professor di University of Nottingham, Dr. Bagus Muljadi menegaskan bahwa UKICIS adalah konsorsium inklusif yang akan merangkul sebanyak mungkin perguruan tinggi di tanah air yang ingin bermitra dengan institusi terbaik di UK.

Dr. Muljadi menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada rekan-rekan steering committee dari UKICIS yang telah bersama-sama menggagas inisiatif unik ini di tahun 2021: Dr. Rino R. Mukti (Institut Teknologi Bandung), Dr. I Made Andi Arsana (Universitas Gadjah Mada), Dr. Berry Juliandi (IPB), Profesor Benny Tjahjono (Coventry University), Dr. Irwanda Laory (University of Warwick), dan pengurus inti UKICIS, yaitu Dr. Inaya Rakhmani, Dr. Munawar Khalil, dan Dr. Dede Djuhana (Universitas Indonesia).

Sumber: Rilis UKICIS


scan for download