Sambutan Rektor ITB: Memahami Pentingnya “Lifelong Learning” dan Berpikir “Out of The Box”

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Wisuda Pertama Tahun Akademik 2021/2022 pada Sabtu (23/10/2021). Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. menyampaikan apresiasi dan kata sambutan pada wisuda yang dilaksanakan secara hybrid itu.

Mengawali sambutan, Prof. Reini menyampaikan selamat kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan studinya. “Saudara kini mengemban tanggung jawab yang satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya dalam memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan Bangsa Indonesia,” ucap beliau.

Rektor sendiri meyakini bahwa menjalani dan menyelesaikan studi akademik dalam situasi pandemi adalah hal yang tidak mudah. Sudah 20 bulan lamanya segenap sivitas akademika ITB melaksanakan kegiatan tridharma dengan keterbatasan yang ada. Capaian akdemik yang diraih wisudawan adalah buah dari kesabaran dan ketabahan wisudawan yang telah berjuang di situasi tersebut.

Beliau menyinggung sedikit tentang masa transisi yang dilakukan ITB dengan melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Hal ini dilakukan karena tren yang menunjukkan pandemi ini akan berakhir. Namun, beliau mengingatkan agar tidak terlena dengan kabar baik ini. “Meskipun berkurang, kasus Covid-19 di beberapa daerah masih bersifat fluktuatif,” ujar beliau. Oleh karena itu, kegiatan “Kembali ke Kampus” harus dilakukan dengan hati-hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Setelah menyelesaikan studi akademik di kampus ITB, tentu para wisudawan akan kembali ke ‘kehidupan nyata’, yakni kehidupan masyarakat. Prof. Reini mengatakan bahwa kedua hal tersebut bukan berarti saling terpisah. “Sebaliknya, ITB adalah bagian yang tak terpisahkan dari industri dan masyarakat,” ujarnya.

Segala kurikulum di ITB, lanjutnya, dirancang berdasarkan kebutuhan industri dan masyarakat. Kemudian berbagai penelitian juga dilakukan sebagai respons terhadap permasalahan industri dan masyarakat. Tetapi, di kehidupan nyata kita tidak dipandu oleh kurikulum lagi. Oleh karena itu, para wisudawan perlu merencanakan dan melaksanakan sendiri pembelajaran di dunia nyata. Pembelajaran ini sangat penting sebagai modal para wisudawan saat berkiprah di dunia nyata.

Prof. Reini menyampaikan dua hal penting mengenai pembelajaran tersebut, yaitu lifelong learning dan thinking out of the box. Lifelong learning pada dasarnya adalah sebuah kearifan yang menganggap bahwa belajar itu perlu dilakukan secara terus-menerus kita jalani di dalam berbagai area kehidupan. lifelong learning pada umumnya bersifat informal dan tidak terstruktur. Berbagai kegiatan dapat dilakukan seperti berdiskusi, membuat catatan harian, dan lain-lain. Dalam melakukan lifelong learning pasti akan ditemukan berbagai kesulitan. Namun, dengan berbagai kesulitan ini kita akan mendapatkan berbagai manfaat seperti bertambahnya daya kognitif, pergaulan sosial yang luas, dan lain-lain.

Beliau juga membahas satu hal yang tak kalah penting, yakni thinking out of the box. Banyak pakar yang mengatakan bahwa hal ini adalah kunci dalam berpikir kreatif. Kata ‘kotak’ disini adalah batasan yang membelenggu pikiran kita. Batasan tersebut berupa asumsi yang telah ada di pikiran kita, yang mungkin kita sadari atau tidak sadari keberadaanya. Asumsi ini sering kali menjadi penghalang ketika kita tidak melakukan refleksi diri.

“Untuk melakukan thinking out of the box kita harus mengenali asumsi yang ada di pikiran kita. Kemudian kita memilah asumsi yang layak dipertahankan dan yang harus dibuang. Langkah kedua ini sulit dilakukan karena seringkali kita enggan mengakui asumsi yang sudah terbukti keliru di pikiran kita. Namun, untuk bergerak ‘keluar kotak’, kita harus mengakuinya. Jadi, tanpa bergerak ‘ke dalam kotak’ dengan melakukan refleksi diri, kita tidak akan pernah bergerak ‘keluar kotak’ untuk menyusun asumsi-asumsi yang baru,” jelasnya.

Selain dua pesan tersebut, Prof. Reini juga menyampaikan dukungan ITB terhadap program vaksinasi dan PPKM yang dilakukan pemerintah. Hal tersebut penting untuk kebaikan bersama. “Semakin cepat kita bisa mengendalikan penyebaran COVID-19, semakin cepat pula kita bisa melakukan pemulihan-pemulihan terhadap berbagai aspek kehidupan,” ujar Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Linkungan ITB itu.

Di akhir sambutannya, Prof. Reini kembali mengucapkan selamat kepada wisudawan dan rasa terima kasih terhadap orang tua. Selain itu Rektor juga berharap para wisudawan senantiasa memberikan sumbangsih yang nyata bagi negara dan Indonesia. “In Harmonia Progressio, semoga Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Pengasih melimpahkan rahmat dan karunia kepada kita dan seluruh bangsa Indonesia sehingga kita dapat keluar dari krisis akibat pandemi ini dan meraih kehidupan bersama yang lebih baik,” ucap Rektor seraya menutup sambutannya.

Reporter: Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)


scan for download