Webinar Business Forum ke-3: Riset dan Implementasinya pada Masa Covid-19

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id–Webinar Business Forum ke-3 80 Tahun Pendidikan Tinggi Kimia Indonesia bertema “Riset dan Implementasinya di Masa Covid-19” berlangsung pada Rabu (11/08/2021). Business Forum ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.T., IPM. dari Pusat Rekayasa Katalis ITB (Zeolite untuk O2 Concentractor), Novias Nurendra (Direktur Hutama Karya), Sentosa Tanuharjo (Deputy Director PT Ateja), dan Sharlini Eriza Putri, M.Sc. (CEO dan Co-founder Nusantics).

Pemaparan diawali dengan presentasi dari Nusantics. Nusantics adalah singkatan dari Human Genetics. Nusantics bekerja agar manusia and mikroba memiliki hubungan yang lebih baik. Hal ini diangkat dalam tema “A Love and Hate Relationship”.

“Manusia dan mikroba ini pokoknya love and hate relationship banget. Di satu sisi, mikroba memiliki dampak buruk terhadap manusia. Contohnya, sekarang satu virus saja bisa mengalahkan satu planet. Di sisi lain, manusia tidak bisa hidup tanpa mikroba,” ujar CEO dan Co-founder Nusantics Sharlini Eriza Putri.

Novias Nurendra, Direktur Hutama Karya, lalu melanjutkan pemaparan dengan tajuk “Riset Rancangan Pengolahan Limbah Medis”. Dia mengatakan bahwa, dalam kondisi normal, masih terdapat 70 ribu lebih ton limbah medis yang belum dikelola dengan baik di Indonesia. Hal ini semakin parah ketika pandemi berlangsung. “Jumlah limbah medis meningkat sebesar 30—50 persen,” tuturnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi ini, salah satunya dengan insinerator yang dapat mengolah limbah medis. Hutama Karya melalui unit riset dan bekerja sama dengan mitra membuat produk insinerator HIKKON yang memiliki keunggulan teknologi terkini, mudah dalam operasional, berdaya tahan tinggi, serta ramah lingkungan.

Webinar dilanjutkan dengan pemaparan dari Deputy Director PT Ateja Sentosa Tanuharjo yang memproduksi masker sesuai anjuran WHO. Terdapat kendala yang pernah dialami, seperti kelangkaan masker medis di Indonesia pada awal pandemi. Namun, setelah melakukan berbagai uji coba, masker dengan spesifikasi anti air, tahan air, dan memiliki lapisan silver treatment berhasil diciptakan.

Sebagai penutup, Melia Laniwati Gunawan memberikan pemaparan terakhir dengan judul “Perkenalan dengan Zeolit”. Menurutnya, ada satu hal yang dilupakan pada awal pandemi, yakni banyaknya penderita Covid-19 yang kesulitan bernapas. “Oleh karena itu, kita membuat ventilator. Namun, ventilator tidak akan berguna jika tidak ada oksigen,” ujarnya.

Untuk mengatasi kurangnya pasokan oksigen, Melia bersama tim memutar otak dan akhirnya menggunakan zeolit sebagai katalis. Zeolit dapat menangkap nitrogen dalam udara sehingga dapat diperoleh oksigen yang murni.

Webinar ditutup dengan penarikan kesimpulan oleh moderator. Mereka berharap riset-riset di dunia bisa terus maju, dapat diimplementasikan, dan dikolaborasikan dengan dunia bisnis untuk kebaikan Indonesia.

Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)


scan for download