ITB Raih Juara 1 Perguruan Tinggi Non Vokasi Kategori Prestasi Mandiri

Oleh Adi Permana

Editor -


JAKARTA, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih Juara 1 Perguruan Tinggi Non Vokasi Kategori  Prestasi Mandiri dan Juara 3 Kategori Non Lomba pada Anugerah Kemahasiswaan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti RI di Jakarta, Jumat (14/12/2018).


Penghargaan diterima langsung oleh Ketua Lembaga Kemahasiswaan ITB, Dr.Eng. Sandro Mihradi. "Alhamdulillah. Ini kontribusi semua, para pembimbing, para mahasiswa yang berprestasi dan buah pendataan prestasi kemahasiswaan kita yg semakin rapi dan lengkap," ucapnya kepada Humas ITB.

Kegiatan Anugerah Kemahasiswaan ini bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi pihak-pihak yang telah menyokong lahirnya mahasiswa berkualitas. Mahasiswa yang berprestasi dalam bidang penalaran, kreativitas, minat, bakat, dan mental spiritual. Anugerah pun diberikan kepada berbagai pihak yang telah membantu, Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, Lembaga Donor, Tokoh Individu, hingga Korporasi yang memberikan donasi pendidikan mahasiswa.

Saat ini, pengembangan riset, inovasi, teknologi, dan pendidikan tinggi menjadi kunci untuk menghadapi berbagai tantangan revolusi industri 4.0. Berbagai upaya dari banyak pihak telah dilakukan guna menghasilkan mahasiswa terbaik, sebagai generasi muda yang akan memenangkan perubahan era disrupsi ini. 

Berdasarkan hal itu, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyelenggarakan Anugerah Kemahasiswaan II tahun 2018 bertajuk “Kemahasiswaan Era Revolusi Industri 4.0”. 

“Kita hidup di abad paling inovatif dalam sejarah umat manusia. Waktu antara invensi dengan inovasi sudah amat dekat,” terang Ismunandar, Direktur Jenderal Belmawa saat membuka acara tersebut seperti dalam rilis yang diterima.


Menurutnya, perubahan cepat itu ditandai dengan banyak fenomena seperti big data, clouds, internet of things, superkomputer, robot pintar, mobil tanpa awak, hingga manipulasi genetik (DNA), dan lain-lain. “Kita mempersiapkan tenaga kerja terampil (skilled workers) yang berpendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi, berjiwa wira usaha, berwawasan global dan berdaya saing tinggi,” tambahnya.

Masalahnya, menurut Ismunandar, Indonesia masih memiliki tantangan dengan banyaknya sarjana menganggur pasca lulus (sekitar 6,3% dari total 12,5 juta angkatan kerja sarjana di Indonesia, BPS 2018). 

Anugerah Kemahasiswaan ini disambut baik oleh lebih dari 174 orang dari berbagai instansi di Indonesia. Ismunandar berharap kegiatan ini menjadi motivasi bagi semua bagi semua pihak yang terkait dengan kegiatan kemahasiswaan untuk terus berkarya, bekerja sama dan membantu meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan di masa mendatang. 

“Sehingga kegiatan kemahasiswaan makin bermakna dan bermanfaat bagi terciptanya alumni perguruan tinggi yang berkualitas yang memiliki prestasi akademik yang unggul, menguasai ilmu pengetahuan yang mumpuni, memiliki karakter luhur, serta memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam serta siap untuk bersanding dan bertanding/berkompetisi,” pungkasnya.



scan for download