OSKM ITB 2017: Mozaik Pergerakan untuk indonesia

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa adalah calon-calon pemimpin bangsa di masa depan. Merekalah anak-anak panah yang akan melesat menembus problematika Indonesia. Mahasiswa kelak akan menerima tongkat estafet pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 2017, ITB menerima 4.068 mahasiswa baru. Dalam rangka memperkenalkan mahasiswa-mahasiswa baru tersebut kepada dunia kemahasiswaan, ITB mengadakan Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2017. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis sampai dengan Sabtu (17-19/08/17) di kampus Ganesha ini merupakan sebuah kaderisasi awal bagi anggota Keluarga Mahasiswa (KM) ITB.

Di bawah cerahnya matahari kala pagi hari, para mahasiswa baru mengikuti upacara bendera dalam rangka dirgahayu NKRI ke-72. Seusai upacara berakhir, prosesi pembukaan OSKM dilaksanakan. Beberapa perwakilan dari lembaga-lembaga di ITB menjadi saksi pembukaan acara kaderisasi ini. Salam Ganesha diteriakkan oleh setiap orang yang berada di Lapangan Saraga, termasuk peserta OSKM yang baru mempelajarinya. Penampilan dari unit kegiatan mahasiswa MBWG, Pasopati, serta aksi teatrikal dari OSKM ITB 2017 menandai dibukanya acara tahunan tersebut.


Saling Belajar, Saling Mengajar

Pembelajaran dalam OSKM tidak hanya merupakan pembelajaran satu arah, tetapi juga dua arah. Hal ini berarti para mahasiswa baru juga terlibat aktif dalam saling mengajar dan belajar. Salah satu contoh penerapannya adalah dalam Focused Group Discussion (FGD) Realitas Bangsa. Dalam diskusi tersebut, mahasiswa baru dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang membahas keadaan terkini serta permasalahan Indonesia. Pada akhirnya, setiap mahasiswa baru merumuskan harapan dan cita-citanya terkait kondisi daerah di sekitarnya. Mimpi tersebut adalah langkah awal mereka dalam menyatukan mozaik pergerakan untuk Indonesia. 


Kelompok-kelompok mahasiswa baru tersebut juga mendapatkan wawasan mengenai identitas mahasiswa. Mentor-mentor dalam setiap kelompok menjelaskan posisi, potensi, dan peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa. Selain memberikan materi, mentor juga merupakan kakak bagi para mahasiswa baru. Dalam waktu-waktu senggang, mentor mengajak mahasiswa baru untuk bersenda gurau guna mencairkan suasana dan memperakrab hubungan. Seusai mentoring mengenai identitas mahasiswa, mahasiswa baru berkenalan dengan budaya Sunda melalui mata acara ‘Halo Budaya Sunda’ yang dibawakan oleh unit kegiatan mahasiswa Lingkung Seni Sunda (LSS).

Sumber dokumentasi: dokumentasi pribadi


scan for download