Deretan Gedung Empat Labtek, Bukti Kemegahan Arsitektur ITB

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Kampus Ganesha Institut Teknologi Bandung memang terkenal dengan arsitektur bangunannya yang menawan. Salah satu titik yang menjadi perhatian banyak orang adalah deretan gedung empat labtek. Keempat labtek tersebut jika diurutkan berdasarkan arah jarum jam antara lain Labtek V, Labtek VI, Labtek VII, dan Labtek VIII. Menengok ke belakang dalam gelaran Dies Emas ITB pada Agustus 2009, gedung-gedung tersebut diberi nama untuk mengapresiasi para donatur yang menyumbangkan dana untuk pembangunan gedung-gedung di ITB. Mengelilingi kolam “Indonesia Tenggelam”, bangunan-bangunan tersebut berdiri dengan megah ditopang oleh pilar-pilar batu. Ingin tahu lebih banyak mengenai empat gedung tersebut? Mari kita tilik satu per satu!

Labtek V

Gedung yang mulai dibangun pada tahun 1993 ini memiliki luas sekitar 8700 meter persegi. Setelah pembangunannya selesai, Labtek V diresmikan pada 11 Maret 1995. Terletak di bagian kiri Plaza Widya Nusantara, bangunan ini digunakan untuk mendukung kegiatan perkuliahan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Program Studi Teknik Tenaga Listrik, Program Studi Teknik Telekomunikasi, Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi, dan Program Studi Informatika. Selain itu, di gedung ini juga terdapat kantor tata usaha Fakultas Teknologi Industri.

Pada tahun 2008, gedung yang terdiri dari empat lantai ini diberi nama Gedung Benny Subianto. Benny Subianto adalah seorang alumnus Teknik Mesin ITB angkatan 1960. Beliau merupakan salah satu jebolan ITB yang sukses dalam dunia bisnis. Semasa hidupnya, mantan vice president di sebuah perusahaan multinasional ini dikenal sebagai orang yang tidak hanya baik namun juga tegas dan bijak.

Labtek VI

Labtek VI terletak di sebelah utara Labtek V atau di sebelah barat laut kolam Indonesia Tenggelam. Sama dengan kembarannya, Labtek VI juga dibangun dan diresmikan pada tanggal yang sama dengan Labtek V. Jumlah lantai dan total luas bangunannya pun identik. Gedung ini sekarang dimanfaatkan sebagai tempat penelitian dan pembelajaran bagi program studi Fisika Teknik dan Teknik Kelautan.

Labtek VI diberi nama salah satu alumnus Teknik Mesin ITB yaitu Theodore Permadi Rachmat yang ditulis dengan “TP Rachmat” pada gedung tersebut. Beliau adalah seorang pengusaha sukses kelahiran Kadipaten, Majalengka. Di usianya yang sudah melebihi paruh baya, beliau tidak kenal lelah dalam bekerja hingga beliau mampu mendirikan perusahaan sendiri dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Labtek VII

Sekitar dua tahun setelah Labtek V dan Labtek VI dibangun, didirikan pula dua gedung lain yaitu Labtek VII dan Labtek VIII. Kedua gedung tersebut dibangun tepat di seberang dua labtek yang telah lebih dahulu dibangun dan secara bersama-sama diresmikan pada 28 Desember 1996. Apabila kedua labtek di sisi barat Plaza Widya Nusantara hanya terdiri dari masing-masing empat lantai, Labtek VII memiliki empat lantai dan satu basement dengan luas sekitar sebelas ribu meter persegi. Gedung Labtek VII atau Gedung Yusuf Panigoro ini merupakan gedung yang diperuntukkan bagi Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi dan Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas. Ruang sekretariat Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) juga berada di gedung ini. Nama gedung labtek ini diambil dari nama ayah Arifin Panigoro, salah satu lulusan Teknik Elektro ITB. Arifin Panigoro sendiri terkenal akan kiprahnya di bidang energi.

Labtek VIII

Labtek VIII atau Gedung Achmad Bakrie terletak di bagian tenggara kolam Indonesia Tenggelam atau di sebelah selatan dari Labtek VII. Nama gedung ini diambil dari nama ayah Aburizal Bakrie, alumnus ITB yang cukup dikenal di Indonesia. Gedung ini digunakan untuk mengakomodasi kantor tata usaha Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dan kantor tata usaha Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Selain kantor tata usaha, di gedung ini juga terdapat ruang sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HME).

Bagi mahasiswa ITB, keempat gedung ini akrab disapa dengan julukan “Labtek Kembar”. Tidak hanya itu, pemandangan keempat gedung ini juga kerap kali dijadikan sebagai ikon kampus ITB di beragam artikel yang tersebar di berbagai media. Selain berkat lokasinya yang berada di dekat bangunan bersejarah ITB seperti Tugu Soekarno, Labtek Kembar ini juga berada di antara bangunan-bangunan ikonik ITB seperti Plaza Widya Nusantara dan Kolam Indonesia Tenggelam yang di lantainya tergambar pulau-pulau yang tergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Reporter : Brigitha Amelinda Deviana (Teknik Perminyakan 2014)
ITB Journalist Apprentice 2017


Sumber gambar: dokumen pribadi, laman icaicta.stei.itb.ac.id, laman wordpress.com


scan for download