Temu Nasional IV 2005 FAM-PII : "Bangsa Yang Mandiri Dengan Teknologi"

Oleh

Editor -

Selama dua hari, 8-9 April 2005 di Sabuga berlangsung Temu Nasional (TENAS) IV Forum Anggota Muda – Persatuan Insinyur Indonesia (FAM-PII). Acara tersebut merupakan pertemuan rutin tahunan para insinyur muda dan calon insinyur se-Indonesia sebagai forum tatap muka dan pemilihan pengurus baru FAM-PII. Acara dibuka oleh Ketua FAM PII, Ir. Farman Ali dan turut memberi sambutan Ketua Umum PII sendiri, yaitu Ir. Rauf Purnama, IPM Selain agenda rutin pergantian pengurus FAM-PII, TENAS IV 2005 diisi pula dengan seminar dan paper presentation. Hadir dalam seminar 2 hari tersebut dari kalangan pemerintah, industri, ahli dan praktisi teknologi, serta pakar dari Lembaga Studi Pertahanan. Di hari pertama menyajikan tiga sesi seminar membahas kebijakan pertahanan nasional dan peran teknologi. Dalam sesi pembukaan, pembicaraan langsung merujuk pada tema acara, “Karya dan Inovasi Teknologi Mewujudkan Kemandirian Bangsa”. Tampil sebagai keynote Speech Staf Ahli Menteri Bidang Otonomi dan Keterpaduan Pembangunan Daerah Departemen Pekerjaan Umum, Dr.Ir. A. Hermanto Dakdak, IPM., dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, Ir. Cucuk Suryosuprodjo, MM. Kedua pembicara mengulas kondisi ekonomi, sumber daya, hingga peran aktif para ahli dan praktisi teknologi untuk mencapai kemandirian bangsa yang diharapkan. Pembahasan hangat berlanjut pada sesi kedua, kemandirian bangsa yang terkait dengan ketahanan nasional. Laksamana Pertama TNI Ir. Sujiwo dari Direktorat Kebijakan Strategis Pertahanan, Departemen Pertahanan, sebagai pembicara menjelaskan letak strategis teknologi dalam memperkuat pertahanan nasional. Pemerintah dalam hal ini juga telah mengupayakan mengadopsi paradigma ketahanan nasional yang menyatukan aspek kekuatan TNI, warga negara dan teknologi pertahanan yang handal. Turut pula mengisi sesi kedua tersebut Direktur Utama PT PINDAD, DR. Ir. Budi Santoso. Beliau juga menyampaikan perihal yang sama tentang kendala dan hambatan dalam pengembangan teknologi persenjataan saat ini. Embargo senjata yang diderita Indonesia menyebabkan keterbatasan PT PINDAD untuk mengembangkan teknologi persenjataan bagi kebutuhan dalam negeri. Namun disampaikan pula dengan keadaan serba terbatas tersebut PT PINDAD masih mampu untuk menghasilkan beberapa produk senjata standar internasional yang diakui. Dalam sesi lainnya hadir pula Brigadir Jenderal TNI Suendro, ST., MM.(Direktur Teknologi dan Industri divisi Perecanaan, Dephan.). Analisis pemberdayaan industri nasional untuk mendukung kemandirian sarana pertahanan sudah diupayakan dengan berbagai kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah. Bahkan beliau menyampaikan dengan perundang-undangan yang baru tentang ketahanan nasional saat ini, keterbukaan dalam industri dan pengembangan teknologi menjadi syarat utama menuju kemandirian pertahanan nasional bangsa. Sejalan dengan disampaikan Brigjend Suendro, Rizal Danaputra dari Lembaga Studi Pertahanan dan Strategis Indonesia juga menyampaikan analisis yang dilakukan Lesperssi. Manajemen Hankam dengan potensi teknologi yang dimiliki wajib mengikuti arah reformasi yang sedang berjalan. Lebih dari sekedar membicarakan pemisahan TNI dan Polri, kendali sipil yang demokratis menjadi langkah yang patut dicoba. Tidak hanya menjadi wacana dari literatur yang ada, tetapi disertai langkah politik yang bisa memabawa perubahan riil. Dalam sesi ketiga tersebut hadir pula seorang pakar teknologi informasi dari dunia hacker, Dr Onno W. Purbo. Beliau mengulas kelemahan dalam sistem informasi yang dapat menjadi lahan serangan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam teknologi pertahanan modern, sistem informasi dalam dunia cyber menjadi sangat penting. Sudah sepatutnya Indonesia juga mengedepankan teknologi informasi dengan segala potensi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Acara TENAS IV tahun ini juga disertai dengan sosialisasi program sertifikasi insinyur oleh Prof. Dr. Ir. Harijono A. Tjokronegoro. Selain itu dihari kedua juga digelar Forum Chief Executif Officer (CEO) Insinyur Muda Indonesia oleh Ir. Heru Dewanto, M.Sc. (CEO PT Reka Infra) dan Ir. Tri Haryo Indrawan Soesilo, M.Che, IPM (PT Rekayasa Industri). Tampil pula Aa Gym membahas figur seorang insinyur muda. Penutupan TENAS IV 2005 berakhir Sabtu malam dengan acara Gala Dinner. Sebelumnya disore hari berlangsung sidang pemilihan Ketua FAM-PII 2005-2006 dan penetapan tempat TENAS V 2006.

scan for download