Pameran Foto 25 Tahun Setelah Chernobyl

Oleh Fathir Ramadhan

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Tragedi Chernobyl, bencana nuklir kedua terbesar di dunia setelah tragedi Fukushima, menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi korban namun juga bagi penduduk dunia. Roberth Knoth, seorang fotografer, telah mengunjungi lokasi korban Chernobyl sejak 1990. Karya-karyanya menggambarkan kesedihan dan ketidakberdayaan yang timbul akibat terenggutnya hidup dan masa depan jutaan orang akibat bencana Chernobyl. Pameran foto bertajuk '25 Tahun Setelah Chernobyl: Dampak Berkelanjutan Petaka Nuklir di Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Kazakhstan' berlangsung pada Minggu (11/09/11) hingga Rabu (28/09/11), di Galeri Soemardja Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

Berikut merupakan petikan teks yang ditulis oleh Antoinette de Jong yang menyertai karya-karya Knoth.

Sebuah foto menampilkan gambar gadis perempuan bernama Ainagul. Ia berumur enam tahun namun memiliki tubuh anak usia tiga tahun. 'Pertumbuhannya terhenti akibat zat radioaktif Chernobyl. Kedua orang tuanya malu akan kondisi Ainagul, mereka mengeluarkannya dari sekolah.'

Foto lainnya menampilkan gambar dua janin dengan kepala saling menempel dengan kerusakan pada bagian tengah tubuh. 'Di kawasan terkontaminasi ini, radiasi telah mengakibatkan mutasi genetis dan berbagai cacat lahir. Ketakutan terhadap penyakit-penyakit bawaan telah mengakibatkan banyaknya aborsi di wilayah ini.''

'Natalia Nekhrasova menjalani operasi pengangkatan tumor otak ketika usianya delapan tahun. Adik laki-lakinya mengidap sindrom down. Ibu mereka, Ludmilla, menyalahkan Sungai Techa sebagai penyebab penyakit anak-anak mereka: "Saya selalu berenang di situ, di dekatnya kami memetik berry dan mengumpulkan jamur. Kami tidak tahu ada yang salah sampai banyak orang menjadi jatuh sakit."'

Pada sebuah foto, tergambar pria paruh baya yang terbaring di meja operasi. Ia bernama Nila Badarenko, telah menjalani operasi kelenjar tiroid-nya yang ketiga. 'Ahli bedah Igor Komisarenko menjelaskan bahwa partikel-partikel mikroskopis dari kankernya masuk ke dalam pembuluh darah dan tumbuh di situ.'

Tragedi Chernobyl

Ledakan Chernobyl terjadi pada 26 April 1986. Lembaga regulasi energi atom internasional atau dikenal dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) membuat sistem penskalaan bencana nuklir. Sistem yang dinamakan International Nuclear and Radiological Event Scale (INES) ini memudahkan identifikasi dan pemberian tindakan tanggapan pasca-bencana.

Skala terbesar bencana nuklir yang pernah didapat sepanjang sejarah adalah 7, yang berarti pelepasan materi radioaktif besar-besaran, yang berdampak parah pada lingkungan dan kesehatan, dan membutuhkan perbaikan yang terencana dan berjangka panjang. Hanya terdapat dua kejadian yang mendapat skala 7 INES: tragedi Chernobyl dan tragedi Fukushima.

Karena kejadian ini, lebih dari 350.000 penduduk dievakuasi pada rentang tahun 1986 s.d. 2000 agar terhindar dari daerah terkontaminasi di Rusia, Ukraina, dan Belarusia. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa ada 4.000 kematian yang terjadi akibat ledakan eksplosif pembangkit energi nuklir. Sebuah publikasi Rusia menyebutkan bahwa ada 985.000 kematian yang terjadi antara 1986 hingga 2004 karena kanker akibat penyebaran zat radioaktif Chernobyl.

 

Sumber: Wikipedia/Chernobyl disaster dan

Wikipedia/International Nuclear Event Scale


scan for download