Mahasiswa ITB Ciptakan Komposit Serat Nanas dan Serat Ijuk Sebagai Pengganti Kayu

Oleh

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Isu global warming yang marak belakangan ini menggugah beberapa para mahasiswa Teknik Material ITB untuk berpikir cerdas. Mereka mencari alternatif pengganti kayu sehingga bisa mengurangi penebangan pohon dan dampak global warming. Asyraful Hadi Rasfa MT '06 dan kawan-kawannya yang tergabung dalam MiRC 1 (Material Research Club 1) mempunyai gagasan untuk membuat komposit serat nanas dan serat ijuk sebagai pengganti kayu.

Komposit serat nanas dan ijuk ini masih diproduksi dengan cara manual. Tahap pertama yaitu proses alkalisasi daun nanas; yakni dengan merendam daun nanas dengan NaOH kemudian dijemur dan diurai menjadi serat nanas. Serat nanas kemudian disusun pada cetakan sesuai bentuk yang diinginkan. Penyusunan harus dilakukan secara padat dan merata sehingga bisa tercipta komposit yang kuat dan tidak mudah pecah. Setelah yakin penyusunan serat dilakukan dengan sempurna. Proses selanjutnya yaitu pemberian resin. Sesaat setelah resin dituangkan ke dalam cetakan, bakal komposit ini ditempa dengan tekanan yang kuat sehingga serat dan resin menyatu dengan sempurna.

Uji bending (uji tekan) telah dilakukan pada komposit serat nanas, komposit serat ijuk, dan kayu untuk membandingkan kekuatan yang dimiliki oleh kedua komposit ini. Hasilnya komposit serat nanas 1.8 kali lebih kuat dari kayu, sedangkan komposit serat ijuk 1.2 kali lebih kuat dari kayu. Hal ini terjadi karena permukaan serat nanas lebih kasar jika dibandingkan dengan serat ijuk, sehingga gaya yang terjadi antara serat nanas dan resin, lebih kuat daripada serat ijuk dan resin.

Banyak keunggulan yang dimiliki komposit ini jika dibandingkan dengan kayu. Selain komposit merupakan serat yang relatif lebih kuat jika dibandingkan dengan kayu, harga produksi komposit ini juga relatif lebih murah. Jika harus menebang pohon untuk memperoleh kayu, komposit ini diperoleh hanya dengan memanfaatkan limbah serat nanas atau ijuk yang cukup melimpah. Komposit serat juga relatif lebih awet. Jika kita memiliki dua buah meja berbahan kayu dan berbahan komposit nanas, kemudian diuji ketahanannya terhadap kelembaban dan rayap, komposit nanas terbukti lebih tahan. Komposit serat lebih unggul karena tidak akan lapuk dan tidak mungkin rusak dimakan rayap.

Terus Berkarya

MiRC 1 belum berhenti melakukan penelitian terhadap komposit ini. Peringkat 3 riset Tanoto ini masih belum puas karena komposit serat masih menggunakan bahan resin yang cukup sulit untuk didaur oleh alam. Oleh karena itu, mereka mengembangkan lagi penelitian komposit, dengan mencari pengganti resin dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan.

"Untuk penelitian selanjutnya kami berniat untuk mengembangkan komposit yang bisa menggantikan fungsi baja. Dengan keunggulan tanpa korosi untuk pemakaian jangka panjang dan biaya yang murah." Tutur Asyraf mengenai mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan lagi bersama MiRC 1. 

Adapun tim MiRC 1 terdiri dari:

  • Ari Kurniawan MT '05
  • Asyraful Hadi Rasfa MT '06 (leader)
  • Fauzan Akbary MT '06
  • Heru Hermawan MT '06
  • Sugiarso Amin MT '06
  • Fahmi Tafwidli MT '07
  • Ongki Arif Wisudawan MT '07

 

Banyak Diminati

Sebelumnya tidak ada yang menyangka limbah serat nanas dan ijuk bisa dibuat sebagai pengganti kayu. Ketika komposit serat nanas dan ijuk dipamerkan pada ITB Fair 2010 (6-7/02/10), banyak pengunjung yang tertarik dan kagum atas hasil karya mahasiswa ITB ini. Bahkan tidak sedikit pengunjung yang berniat untuk membeli dan memesan komposit ini baik untuk kepentingan pribadi maupun perusahaan.

Namun, komposit ini belum bisa dijual bebas kepada masyarakat karena produksinya masih terbatas. "Komposit serat nanas dan ijuk ini bagus sekali, kalau dilihat tampilannya mirip marmer, tetapi ternyata ini terbuat dari limbah serat," Komentar Euis Mashlihah 47 tahun, salah seorang pengunjung pameran.

 


scan for download