Astronomi Populer 2023 Hadirkan Kajian Berbagai Topik Astronomi

Oleh Anggun Nindita

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Astronomi Populer 2023 yang diadakan Pembinaan Anggota Muda (PAM) Himastron ITB menghadirkan berbagai kajian astronomi, yang terbagi menjadi 2 sesi di Ruang Seminar Astronomi, Gedung Center for Advanced Sciences (CAS) Lantai 6, Sabtu (16/9/2023). Astronomi Populer 2023 dibuka secara umum dan banyak dihadiri siswa SMA serta mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Bandung.

Topik kajian dalam kegiatan tersebut meliputi Astronomi dan Masyarakat, Sejarah Astronomi, Potensi Observatorium Nasional, Instrumentasi Astronomi, Evolusi Bintang Secara Garis Besar, dan Kosmologi Secara Garis Besar.

Ketua PAM Himastron ITB Azzidny Amin mengatakan bahwa Astronomi Populer 2023 kali ini cukup ramai. “Banyak teman mahasiswa dan adik-adik SMA yang hadir. Hal ini mengindikasikan besarnya antusiasme masyarakat tentang astronomi,” katanya.

Tujuan utama kegiatan ini sebagai wadah peserta PAM Himastron ITB 2023 untuk bekerja sama, saling bersinergi, dan meningkatkan kepedulian satu sama lain dalam mengkaji materi astronomi. Selain itu, kegiatan ini menjadikan astronomi populer sebagai upaya pemasyarakatan Astronomi.

Kajian Astronomi Populer 2023 disampaikan oleh mahasiswa program studi Astronomi angkatan 2022 yang terbagi menjadi 6 kelompok dan didampingi masing-masing mentor.

Kelompok topik Astronomi dan Masyarakat dalam materinya menyampaikan hasil survei terhadap masyarakat dan mahasiswa dari jurusan non-Astronomi tentang bidang ilmu tersebut. Hasilnya, perspektif masyarakat umum terhadap Astronomi umumnya berkaitan dengan luar angkasa. Selain itu, kelompok ini membahas sejumlah kepercayaan dan fungsi rasi bintang di zaman dulu. Mulai dari rasi bintang dipercaya berkaitan dengan kejadian tertentu, rasi bintang sebagai patokan dimulainya pertanian seperti rasi bintang Waluku di masyarakat Jawa digunakan sebagai penanda waktu menanam padi, hingga rasi bintang kaitannya dengan arsitektur, kebudayaan, serta penanggalan.

Sementara itu, kelompok topik Sejarah Astronomi membahas sebuah pergeseran paradigma dari geosentris (Bumi sebagai pusat) menjadi heliosentris (Matahari sebagai pusat). Teori geosentris erat kaitannya dengan epicycle yang menjelaskan gerak planet pada model geosentris. Sementara itu, kemunculan heliosentris disebabkan karena ada beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori geosentris, seperti ditemukannya 4 satelit Jupiter yang hanya bergerak mengelilingi Jupiter.

Kemudian, kelompok topik Potensi Observatorium Nasional membahas Observatorium Nasional Timau. Observatorium ini didasari pada kebutuhan observatorium baru dan perkembangan teleskop di Indonesia, serta menjadi tempat yang ideal untuk penempatan teleskop baru.

Pada kelompok topik Instrumentasi Astronomi membahas terkait James Webb Space Telescope (JWST). Kelompok ini menjelaskan bagian-bagian JWST yang menghadap matahari dan membelakangi matahari beserta fungsinya. Selain itu, dijelaskan bagian optik dari teleskop beserta bahan-bahan pelindungnya dari cuaca antariksa. Seperti pada bagian primary mirror yang dilengkapi dengan cryogenic mirror technology agar teleskop bisa berfungsi pada suhu yang sangat rendah. JWST ini beroperasi baik pada panjang gelombang inframerah. JWST juga dilengkapi dengan cooling system untuk menjaga teleskop dalam suhu yang baik untuk pengamatan.

Presentasi dilanjutkan oleh kelompok topik Evolusi Bintang Secara Garis Besar. Kelompok ini membahas sekilas pembentukan bintang. Proses pembentukan bintang dimulai dari awan gas yang terkondensasi dan terfragmentasi, kemudian terbentuk protobintang yang nantinya menjadi bintang di ZAMS (Zero Age Main Sequence). Secara umum, bintang memiliki unsur hidrogen, helium, serta unsur lainnya. Bintang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrumnya menjadi O, B, F, G, K, dan M. Selain pengetahuan umum tentang bintang, kelompok ini membahas secara spesifik salah satu bintang yaitu matahari beserta lapisan dan masa hidupnya.

   

Terakhir, kelompok topik Kosmologi Secara Garis Besar membahas dive into cosmology. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta secara keseluruhan, pembahasan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kelompok ini membahas “Mengapa langit malam gelap?” yang erat kaitannya dengan Olbers Paradox, mengindikasikan bahwa umur alam semesta berhingga karena cahaya perlu waktu untuk mencapai bumi, sehingga ada bagian langit yang gelap. Kemudian dibahas juga prinsip kosmologi yang berisi bahwa pada skala yang sangat besar, alam semesta bersifat homogen dan isotropis.

Reporter: Gishelawati (Astronomi, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download