3 Mahasiswa ITB Juara 1 Nasional Academic Competition of Cyvero “Ideastorm”, Bawa Ide Manfaatkan Limbah Kulit Bawang Jadi Gas Portabel
JATINANGOR, itb.ac.id – Tiga mahasiswa ITB yang tergabung dalam kelompok “Umbrella” menjadi juara 1 perlombaan Academic Competition of Cyvero (Acavero) “Ideastorm”, Sabtu (30/9/2023). Mereka adalah Richika Tiara Vega Rahmani (14321002), Reisa Nopianti (14321019), dan Nurul Husna (14521031).
Kompetisi berskala nasional tersebut merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HMSI) Telkom University. Acavero tahun ini mengusung tema “Enterprising Minds, Infinite Possibilities: Innovate for Securing Sustainable Smart Ventures for Millennial Generation”. Memilih subtema lingkungan, tim ini membawakan ide pemanfaatan limbah kulit bawang merah untuk menciptakan gas portabel.
Ide yang diusung berasal dari keresahan pribadi saat mengunjungi penjual bawang goreng di daerah Cileunyi, Kabupaten Bandung. Salah seorang anggota tim, Nurul Husna yang kerap disapa Vina, menjelaskan bahwa mereka tertarik memanfaatkan limbah kulit bawang merah yang menumpuk dan tidak digunakan menjadi bahan dasar suatu produk green energy yaitu gas portabel yang diperoleh melalui metode pirolisis.
“Strukturnya kulit bawang itu kan sama kayak plastik, kering dan lain sebagainya. Jadi kayaknya plastik saja bisa dijadikan gas apalagi kulit bawang ini,” tutur Vina.
Secara umum, anggota tim lainnya, Richika, menjelaskan bagaimana limbah kulit bawang merah dapat diubah menjadi gas portabel. Kulit bawang merah dipotong dan dimasukkan ke mesin pirolisis kemudian dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi sampai terkondensasi serta termurnikan. Hasil dari proses inilah yang harapannya bisa menjadi bentuk realisasi green energy serta bentuk upaya mengurangi gas rumah kaca akibat penumpukan limbah organik yang tidak terpakai.
Ketiga mahasiswa semester 5 tersebut mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru selama mengikuti perlombaan.
“Saat sesi QnA dengan jurinya, itu banyak banget hal-hal baru yang sebelumnya belum tahu jadi tahu,” ujar Reisa Nopianti yang kerap disapa Eca.
Selanjutnya, mereka berharap semakin banyak pengembangan green energy di Indonesia sehingga bisa sampai dikomersialisasikan agar dapat memberikan keuntungan baik untuk produsen maupun masyarakat. Mereka pun berencana melanjutkan ide tersebut ke tahap lebih jauh.
Reporter: Muh. Umar Thoriq (Teknik Pangan, 2019)
Dokumentasi: Richika Tiara Vega Rahmani
Editor: M. Naufal Hafizh
scan for download