ITB dan Salman Jalin Kerja Sama Dirikan Pusat Halal

Oleh Cintya Nursyifa

Editor -

CIMAHI, itb.ac.id - ITB kembali hadir menjadi solusi, salah satunya dalam menyediakan lembaga konsultasi dan advokasi produk halal bagi masyarakat. Pusat Halal Salman ITB, dimotori para aktivis senior ITB dan komunitas-komunitas di Salman, lembaga yang sudah dibicarakan sejak sekitar 6 bulan lalu ini akhirnya diresmikan. Memanfaatkan ruang utama masjid Salman, Pusat Halal Salman ITB pun dilegalkan pada Sabtu (04/07/15) oleh Ketua Umum MUI, Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau lebih dikenal dengan sapaan Din Syamsuddin. Pada umumnya sudah terdapat pusat halal di setiap propinsi yang terintegrasi dalam naungan MUI, namun untuk Jawa Barat sendiri masih terdapat kebutuhan yang lebih tinggi. Keberadaan Pusat Halal di Salman ini diharapkan dapat menambah ketersediaan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Hadir untuk Mendukung Program Pemerintah

Atas dasar berlakunya Undang-undang No. 33 Tahun 2014 mengenai Jaminan Produk Halal, para aktivis senior Salman terdorong lebih kuat untuk merealisasikan kegiatan tersebut. Tahun 2019 semua produk yang beredar di Indonesia harus mengantongi sertifikat halal. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga lebih banyak dalam membantu pemerintah, sekalipun sudah terdapat lembaga serupa di berbagai propinsi. Alasan utamanya adalah mambantu masyarakat dalam mendapatkan sertifikasi produk agar tidak menunggu terlalu lama.

Saat ini Pusat Halal Salman ITB masih dalam masa persiapan, menyiapkan SDM yang profesional dan hal-hal yang bersifat teknis. Menghasilkan SDM yang berkualitas didulkung oleh divisi pendidikan yang terdapat pada lembaga yang didirikan di bawah naungan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB tersebut. Selayaknya lembaga resmi lainnya, Pusat Halal Salman ITB tentu tellah memiliki kesekretariatan, yaitu di Lantai 3 Komplek Masjid Salman ITB. Lembaga yang mendapat respon positif dari masyarakat ini memiliki 4 misi utama yaitu: 1. Menyediakan layanan sertifikasi ptoduk, 2. Mendidik SDM yang profesional, 3. Menjalankan fungai advokasi, agar UKM/masyarakat tidak bingung saat menjalankan proses sertifikasi, dan 4. Melaksanakan penelitian terkait, termasukmakroekonomi dan mikroekonomi. Mengenai hal-hal yang menyangkut operasional dan teknis pelaksanaannya, tentu saja lembaga ini tetap menginduk pada pemerintah yang dalam hal ini dibidangi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Tanpa suatu segmentasi khusus, Pusat Halal Salman ITB diperuntukkan bagi siapa pun yang membutuhkan pelayanan dalam bidang kehalalan.

 Relasi Antar Akademisi Ciptakan Solusi

Tak henti-hentinya menjadi solusi, rasanya gelar yang pantas bagi ITB. Tidak hanya gencar mengkaji keilmuan, namun tetap berperan aktif dalam membantu masyarakat. Dilengkapi berbagai laboratorium yang memadai adalah salah satu yang menjadikan ITB banyak dicari. Selayaknya kawan dekat, ITB dan Salman lagi-lagi jalin kerja sama di bidang penelitian. Sebagai contoh konkretnya adalah dalam menguji suatu lemak hewan, apakah berasal dari sapi atau dari babi, metode yang ada saat ini belum efisien karena menuntut operasional yang tinggi, sehingga pengembangan riset ini menjadi peluang penelitian ke depan.

ITB sebagai kampus yang mengedepankan teknologi sebagai solusi tentu menjadi relasi utama untuk menjalin kerjasama, mengingat Salman tidak mempunyai laboratorium terkait. "Kami bekerja sama dengan beberapa fakultas seperti, STEI, SITH, SF, FMIPA, FTI, dan SBM," ujar Dr. Syarif Hidayat, Ketua YPM Masjid Salman saat diwawancarai di Kantor Alumni Salman ITB. Selain lembaga lokal dan nasional, lembaga internasional pun tidak mau kalah dalam menjalin kerja sama. Lembaga-lembaga tersebut tidak lain berasal dari kalangan produsen, lembaga riset, dan lembaga sejenis Pusat Halal Salman ITB.

 


scan for download