Irama Salman ITB Alunkan Inspirasi, Bangkitkan Motivasi

Oleh Cintya Nursyifa

Editor -

CIMAHI, itb.ac.id - Tak mengherankan apabila kampus ITB selalu ramai setiap saat, tak terkecuali saat Ramadhan di Masjid Salman ITB. Setiap pukul 16.00 selama Ramadhan, dihelatlah sebuah kajian motivasi yaitu, Inspirasi Ramadhan (IRAMA) Salman ITB yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) Divisi Inspirasi Ramadhan. Tokoh-tokoh nasional datang bergiliran, mulai dari kalangan poitisi, teknokrat, ulama, hingga akademisi, sekedar berbagi motivasi demi putra-putri negeri. Serangkaian topik menarik siap menjadi sajian sesaat menunggu kumandang adzan maghrib.

Dari Tokoh Bangsa Untuk Calon Pemimpin Bangsa

Prof. Dr. H. M. Amien Rais, MA (Ketua MPR RRI 1999-2004), Hatta Rajasa (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-2014), Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA (Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Din Syamsudin (Ketua MUI), Prof. Akhmaloka, Ph. D (Rektor ITB 2010-2014), Ricky Elson (Teknokrat dan Ahli Motor Penggerak Listrik), dan tokoh nasional lainnya sudah sempat hadir berkontribusi dalam program ini. Tokoh dengan intelektualitas dan kapasitas pengalaman yang tinggi, menambah panjang daftar teladan. Kehadirannya menjadi daya tarik tersendiri. Wawasan yang berbobot memperkaya prngetahuan para jemaah yang mayoritas merupakan mahasiswa dan masyarakat umum.

Para tokoh seringkali membahas topik dengan solutif dan mendalam. Sebagaimana ungkapan berikut, "Katalisator peradaban negeri ini adalah perlu adanya pemimpin yang bisa menjadi contoh (role model)," papar Dr..Ilham Akbar Habibie, MBA. Saat menyampaikan inspirasi mengenai "Membangun Peradaban dengan Teknologi" pada Sabtu (04/07/15). Ia juga menambahkan, "Langkah memajukan peradaban adalah dengan memajukan pemerintahan, ekonomi, sains, dan teknologi."

Ilham pun bercerita tentang perjalanan dan kesamaannya dengan sang ayah, B. J. Habibie, dalam peradaban dan teknologi yang sedikit banyak dapat mengenalkan pemuda sekitar tentang pentingnya berperan dan berkarya. Nilai materi yang disampaikan sesuai dengan kapasitas para inspirator, sangat berbobot. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya suatu tokoh yang kapabel dalam mengisi inspirasi dalam IRAMA, karena siapa pun tokoh yang menjadi inspirator akan berpengaruh baik pada aspek mutu materi maupun antusiasme hadirin.

"Tentang IRAMA sendiri, tentunya tidak lepas dari yang namanya tokoh, perlu disampaikan bahwa sebelumnya sudah ada survei yang memuat mengapa orang (datang) ke masjid Salman, kami menyimpulkan  bahwa salah satunya memang karena tokoh yang datang ke masjid Salman. Maka kami mengupayakan tokoh-tokoh nasional hadir sekaligus membagikan inspirasi kepada jemaah", ungkap M. Maulana Sidik, mahasiswa Rekayasa Pertanian 2014 selaku Ketua Divisi IRAMA P3R 1436 H Salman ITB. Selain mengajarkan akan pengalaman dan pendewasaan dakam memberikan solusi, sulutan semangat pun dibekalkan kepada audiens yang hadir. Tertuang dalam kata-kata "Kemandirian dapat kita jawabjawab dengan meningkatkan daya saing. Optimis bahwa bangsa kita bisa tampil sebagai penggerak. Bisa! Tidak boleh pesimis. If we say "we can",  we can!" seru Hatta Rajasa saat memaparkan inspirasi mengenai "Pemuda Penopang Bangsa".


Dinamisasi Inspirasi Hadirkan Inovasi

Demi keberlanjutan IRAMA tentulah diupayakan agar acara ini selalu menarik dan tidak membosankan, sehingga inspirasi tersampaikan efektif dan menstimulasi para pemuda untuk berinovasi. Oleh karena itu, ditetapkan beberapa variasi, contohnya perubahan lokasi pada rangkaian IRAMA yang terakhir, dilaksanakan terpusat di ruang utama masjid Salman ITB sedangkan tahun-tahun sebelumnya mengambil lokasi di sebelah tenggara halaman masjid Salman ITB, tepatnya di sebelah tenggara. Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, topik-topik inspirasi diselaraskan dengan tema P3R. Tak hanya diselaraskan begitu saja, namun topik diatur agar saling terangkai menjadi suatu cerita. Tak mesti hanya satu cerita, IRAMA 1436 H misalny, tak kurang dari 3 cerita terangkai dalam 18 inspirasi yang ada.

Menurut Angga Hermawan, Teknik Material 2011, selaku Ketua P3R 1433 H, IRAMA telah ada sejak tahun 2011 dalam kepanitiaan P3R 1432 H. Dalam 5 tahun terakhir keberlangsungannya kini semakin disempurnakan. Salah satunya dengan merujuk kuisioner sebgai tolak ukur efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program. Evaluasi dan realisasi,  tampaknya terkait erat dalam setiap perbaikan. Animo masyarakat memang fluktuatif, tergantung tokoh yang hadir, untuk itu panitia memiliki harapan untuk IRAMA yang semakin meriah sehingga inspirasi akan tersampaikan kepada masyarakat lebih luas.


scan for download