Nurhayati Subakat: Alumni Farmasi ITB Sukses Pasarkan Produk Kosmetika Halal

Oleh Ninik Susadi Putri

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia semakin bertambah banyak serta beragam. Setiap individu manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda masing-masingnya. Untuk itu, sebagai seorang insinyur menciptakan sebuah inovasi adalah suatu keharusan. Inovasi yang bisa menjadi sebuah solusi bagi permasalahan manusia. Hal itulah yang mendasari, salah satu alumni ITB Nurhayati Subakat (Farmasi 1971) untuk mengembangkan sebuah kosmetika halal bagi para muslimah.

Nurhayati adalah alumni ITB yang mampu keluar dari zona nyamannya dengan meniti karir sebagi seorang pengusaha. Produk kosmetika Nurhayati dulu hanyalah produk rumahan yang ditawarkan door to door. Tetapi, karena kegigihan dan kerja keras Nurhayati berhasil memasarkan produknya hingga saat ini menjadi produk andalan bagi wanita khususnya muslimah. Bisnis yang sudah digelutinya sejak tahun 1985 bukan tanpa kesulitan, "Awalnya sulit karena kok ada kosmetik dengan label halal, ini disangka jual agama. Tapi yang jelas ide label halal itu awalnya berasal dari pesantren," ungkap Nurhayati seperti yang dilansir salah satu situs digital. Suami dari Subakat (Kimia 1968) ini sukses mendirikan PT Paragon Technology & Innovation (Wardah Cosmetics). Saat ini, PTI sudah memiliki 2 pabrik yang berlokasi di Cibodas dan Tangerang dengan 4.500 karyawan di seluruh Indonesia.


Perempuan kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, memulai karir sebagai seorang apoteker di Rumah Sakit Umum Padang. Lalu, Nurhayati pindah ke Jakarta dan bekerja sebagi staf quality control salah satu perusahaan kosmetik. "Awalnya setelah lulus mau buat apotek di rumah. Tapi terkendala tempat yang strategis dan juga modal terbatas," kata Nurhayati. Selain itu, dorongan dari anaknya yang protes karena kesibukkannya pada pekerjaan membuatnya nekat terjun ke dunia bisnis.

Berawal dari silaturahmi


"Silaturahmi itu penting. Usaha saya lebih banyak menjalankan silaturahmi," tutur Nurhayati. Awalnya Nurhayati bertemu dengan teman yang berasal dari pesantren dan memberikan ide untuk menjual produk islami. Tahun 1985, Nurhayati sudah memulai usaha kosmetik tetapi pada tahun ke-5 musibah kebakaran merenggut usaha yang telah dirintisnya. Sempat berpikir untuk menutup usaha, Nurhayati tidak tega melihat karyawannya mendapat PHK. Namun Nurhayati tidak tinggal diam, setelah mendapat pinjaman dari supplier Nurhayati membangun kembali usahanya tersebut.


Usaha produk halal ini bukan hal yang mudah dalam pemasarannya. Label halal yang dibawanya cukup sulit mendapatkan kepercayaan mengingat produk kosmetiknya adalah produk rumahan. Dengan kerja keras akhirnya sedikit demi sedikit kepercayaan diperoleh dari para konsumen, terutama bagi para muslimah berhijab. Mental yang terus diuji membuat Nurhayati tidak gentar menghadapi kerasnya persaingan. Muncul dengan label halal, produk ini mulai diperhitungkan oleh konsumen terbukti dengan didapatkannya penghargaan dari sebuah department store yang cukup terkenal di Indonesia.


Jangkauan pemasaran produk pun sudah merambah ke berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia. Pertumbuhan produk kosmetik yang kian melesat membuat banyak CEO kosmetik dunia yang penasaran dengan kiat sukses produk Nurhayati. "Kami dikejar-kejar CEO perusahan kosmetik dunia. Mereka tanya apa yang membuat Wardah bisa seperti ini, lalu saya jawab ini karena pertolongan Allah," ucap Nurhayati. Inovasi yang terus dikembangkan perusahaannya saat ini pun mampu membuat laju pertumbuhan perusahaan yang tidak pernah kurang dari 60%. Sebuah kesuksesan akan diraih ketika seseorang terus berusaha melawan rasa takut dan berani untuk berbeda dengan yang lain. Hal ini terbukti dengan kegigihan Nurhayati yang meski sempat dilanda musibah tekadnya tidak pernah berhenti untuk membantu sesama.

Sumber: Dari berbagai sumber


scan for download