Kemampuan Komunikasi: Peran Utama Dunia Pekerjaan

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Dunia pekerjaan adalah jenjang lanjutan dari bangku perkuliahan yang tak ayal membutuhkan banyak koneksi, baik antar sesama pekerja dan hubungan kerja dengan pihak luar. Kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk mencari sumber daya manusia yang berkompetensi tak hanya di bidang keilmuannya, melainkan turut menguasai kemampuan berkomunikasi dan interpersonal skills. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of Colleges and Employers (NACE) terhadap 450 pemimpin perusahaan di Amerika, terdapat dua puluh nilai yang harus dikuasai lulusan universitas dalam melamar pekerjaan, dengan urutan pertama didominasi oleh kemampuan berkomunikasi, diikuti oleh integritas yang tinggi pada urutan kedua, dan indeks prestasi kumulatif (IPK) pada urutan ketujuh belas. Pernyataan ini berbeda dengan kenyataan yang ada di lapangan, lulusan universitas cenderung lebih pintar dalam bidang ilmunya tanpa memerhatikan kualitas softskills-nya.

Beranjak dari kondisi ini, Dale Carnegie Training (DCT) bersama Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB menyelenggarakan sebuah seminar yang berkaitan dengan pentingnya kualitas komunikasi dan interpersonal skills lainnya dalam menunjang lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di bidangnya masing-masing. Seminar yang bertema "Interpersonal Competence for Career Growth" ini diselenggarakan pada Sabtu (05/04/14) bertempatan di Auditorium Campus Center (CC) Timur, ITB. Dalam acara yang diikuti oleh 118 peserta tersebut, turut hadir Andrianto Kastin (Head of Corporate Solution, DCT-Bandung) selaku pembicara dengan teknik pembawaan materi yang interaktif dan komunikatif.

Pentingnya Kemampuan Komunikasi

Saat ini terdapat enam posisi strategis yang diyakini dapat membawa karyawan menuju kesuksesan. Keenam posisi tersebut adalah produksi, keuangan, penjualan dan pemasaran, sumber daya manusia, informasi dan teknologi, serta pelayanan terhadap konsumen. Bidang penjualan dan pemasaran lebih diyakini mampu membawa mereka menuju kesuksesan tersebut. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DCT, pada tahun ini terbukti bahwa 84% pemimpin perusahaan berasal dari sales dan marketing. Hal ini didukung oleh kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan kualitas interpersonal skillsnya. Pernyataan ini didukung oleh survei yang dilakukan oleh American Society for Training & Development (ASTD) terhadap pemimpin perusahaan di Amerika terbukti bahwa mereka membutuhkan karyawan yang memiliki kompetisi aktif di bidang kemampuan komunikasi, kemampuan interpersonal, perencanaan strategi, manajemen perubahan, dan pelatihan.

Survei yang dilakukan oleh NACE  terhadap 450 pemimpin perusahaan di Amerika membuktikan bahwa terdapat dua puluh nilai yang harus dikuasai lulusan universitas dalam melamar pekerjaan, dengan urutan pertama didominasi oleh kemampuan berkomunikasi yang mencapai peringkat 4,89 dari skala 5, diikuti oleh integritas, dan bekerja dalam tim. Pada urutan ketujuh belas, terdapat standar indeks prestasi kumulatif (IPK) dan diikuti oleh kemampuan entrepreneurship pada urutan terakhir. Pada dasarnya, syarat utama pelamar pekerjaan yang dilihat adalah intelektual mereka yang digambarkan melalui IPK, namun syarat tersebut tentu harus didukung oleh kemampuan yang sangat mendominasi, utamanya adalah softskills.

Tantangan Dunia Bisnis Sekarang

Saat ini, dunia bisnis sedang mengalami tantangan terbesar yang harus diselesai sesuai permintaan. Kondisi yang saat ini terjadi di dunia bisnis antara lain adalah jumlah target yang meningkat, kualitas produksi yang tinggi, kecepatan pencapaian target, dan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang sedikit. Dalam hal ini, produksi yang dilakukan haruslah mampu memenuhi tuntutan pasar, tanpa mngurangi kualitas produk tersebut. Andrianto juga memberikan gambaran nyata yang terjadi dilapangan antara kualitas karyawan dengan hasil keuntungan perusahaan. Salah satunya adalah perusahaan General Electric (GE) yang dipimpin oleh Jack Welch. Dalam strateginya meningkatkan hasil perusahaan, dilakukan pemecatan besar-besaran terhadap karyawan di berbagai kantor cabangnya, dan menaikkan target kerja hingga dua kali lipat. Tujuannya adalah dengan jumlah SDM yang sedikit, maka masing-masing karyawan mempunyai target yang tinggi dan harus diselesaikan dalam tepat waktu. Langkah ini berhasil membawa GE meraih keuntungan lebih dari 4000% dalam waktu dua tahun.

Penerapan Konsep Employee Engagement

Dunia kerja haruslah mampu membentuk karyawan yang mampu melakukan penyeimbangan emosional serta komitmen intelektual mereka dalam mengeluarkan performa terbaiknya, dan berkoneksi antar sesame pekerja. Situasi ini dikenal dengan istilah Employee Engagement. Pada dasarnya, setiap pemimpin harulah mampu membentuk karyawan yang mampu mengeluarkan kualitas mereka secara matang dalam hal pencapaian target tersebut, sehingga tuntutan bisnis saat ini dapat dikendalikan. Konsep ini juga turut didukung oleh pentingnya kepekaan softskills seseorang dalam menangani permintaan pasar tersebut.

Tuntutan bisnis dan kualitas SDM merupakan kondisi yang beriringan. Pasalnya, jika karyawan mampu mengeluarkan kualitas interpersonal skills, seperti komunikasi, maka mereka akan dengan mudah dapat mencapai posisi yang diincar tersebut. Saat ini, perusahaan di dunia memiliki target yang tinggi untuk mencukupi permintaan pasar, dengan jumlah SDM yang sedikit. Kemampuan softskills seseoraang sangatlah berpengaruh untuk tahapan yang diambilnya, tidak hanya intelektualitas. Kondisi inilah yang harus dipertimbangkan calon karyawan nantinya.


scan for download