Ciptakan Alat Penghalau Derau, Tim Sedap Malam Raih Juara 1 di Okinawa Jepang

Oleh Bangkit Dana Setiawan

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Seiring dengan tingkat mobilisasi manusia yang semakin tinggi, perbedaan jarak dan waktu antara sesama manusia tidak dapat dihindarkan. Hal ini diatasi dengan adanya kemajuan teknologi sehingga perbedaan jarak bukanlah kendala dalam melakukan komunikasi. Tetapi dalam melakukan komunikasi jarak jauh dengan menggunakan telepon misalnya, sering kali terdapat gangguan-gangguan suara yang disebut derau atau noise. Derau ini sangat mengganggu keefektifan dalam komunikasi. Atas dasar hal tersebutlah Tim Sedap Malam yang terdiri dari Idham Hafizh, Aditya Ferry, Septian Gilang (Teknik Elektro 2010) merancang alat yang berguna untuk mengurangi derau pada komunikasi. Alat ini bernama System on Chip Design (SoC) and Implementation for Noise Cancellation System. Pada Maret 2014 lalu, berkat alat ini Tim Sedap Malam berhasil merebut gelar juara 1 pada kompetisi kompetisi 17th LSI Design Contest 2014, Okinawa, Jepang.

LSI Design Contest ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang. Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan minat para mahasiswa tingkat sarjana maupun magister dalam dunia mikroelektronika khususnya perancangan Integrated Circuit (IC) atau yang sering disebut dengan chip. Chip merupakan komponen penting yang terdapat pada hampir seluruh peralatan elektronik saat ini.

Keikutsertaan Idham dan kawan-kawan pada kompetisi LSI Design Contest diawali dengan menjadi peserta kuliah perancangan sistem  Very Large Integrated System (VLSI) yang merupakan mata kuliah pilihan dari Kelompok Keahlian Elektronika Sekolah Teknik Elektronika dan Informatika (STEI) ITB. "Mata kuliah ini memang sengaja mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti lomba LSI Design di Jepang," jelas Idham. Kuliah yang diampu oleh Trio Adiono, Ph.D ini berisi pembelajaran proses perancangan chip pada bagian awal dan kemudian pada akhir kuliah mahasiswa dibimbing untuk menyelesaikan topik-topik yang sedang dilombakan pada kontes tersebut beserta implementasinya pada perangkat keras yang telah disiapkan.

"Sebelum kami pergi ke Jepang, terdapat seleksi demo video dan paper berdasarkan prototipe yang telah dibuat dengan bantuan dosen kami. Yang mengikuti seleksi ini bukan hanya tim kami, melainkan ada beberapa tim lainnya yang juga ikut," jelas Idham. Berdasarkan hasil seleksi paper dan video demo tersebut terpilihlah Tim Sedap Malam yang merupakan satu-satunya perwakilan dari ITB dan Indonesia untuk mempresentasikan hasil karyanya di Jepang.

Dalam membuat system on Chip Design (SoC) and Implementation for Noise Cancellation System menggunakan pendekatan hardware-software dengan mengimplementasikan beberapa algoritma pada sistem tersebut. Pendekatan ini dilakukan untuk menimbulkan fleksibilitas dalam menjalankan algoritma yang telah ditetapkan. Salah satu keunggulan dari alat peredam derau yang diciptakan oleh Tim Sedap Malam adalah memanfaatkan fitur hybrid computing yang merupakan kombinasi dari prosesor-prosesor yang memiliki fungsi berlainan. Penggunaan hybrid computing ini dapat mempercepat kerja dari software karena algoritma-algoritma yang dibuat untuk fungsi berbeda dapat dijalankan secara simultan dengan menggunakan 2 prosesor yang telah digabungkan tersebut. Hal inilah yang mengantarkan Tim Sedap Malam meraih juara 1, yaitu Smart Info Media (SIS) Award pada LSI Design Contest Okinawa.

Prinsip kerja dari alat penghalau derau Tim Sedap Malam adalah mendeteksi derau di seluruh bagian yang dikenai oleh sinyal suara. Tim Sedap Malam mengasumsikan derau terjadi di seluruh bagian. "Walaupun tidak ada sinyal suara derau akan terus ada," jelas Idham. Ketika sinyal suara dimatikan, derau dideteksi pada seluruh bagian. "Setelah seluruh derau terdeteksi, derau dapat dikendalikan dalam artian dikurangi," tambah Idham. Ketika sinyal suara datang kembali, sinyal suara ini sudah bersih dari derau. Dengan begitu, informasi dalam bentuk suara dapat ditangkap secara sempurna, tidak akan terjadi kesalahan dalam komunikasi akibat adanya derau. Untuk dapat diaplikasikan dalam skala komersial, Tim Sedap Malam masih harus melakukan pengembangan berlanjut pada alat yang telah diciptakan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa alat yang diciptakan oleh Tim Sedap Malam termasuk dalam bidang mikroelektronika. "Selama ini bidang mikroelektronika ini merupakan bidang yang kurang diminati oleh sebagian besar mahasiswa dengan alasan tingkat kesulitan untuk menekuni bidang ini relatif tinggi," jelas Idham. Hal ini sangat ironis mengingat bahwa sebagian besar kemajuan teknologi disokong oleh bidang mikroelektronika. "Semoga dengan prestasi Tim Sedap Malam yang meraih juara 1 ini, dapat menstimulus minat mahasiswa terhadap bidang mikroelektronika," tutup Idham.

 

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi dan www.stei.itb.ac.id


scan for download