Kembangkan Jurnal Indonesia, LPPM ITB Luncurkan Indonesian Citation Index

Oleh Hafshah Najma Ashrawi

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) ITB pada Jumat (31/01/13) lalu melakukan softlaunch Indonesian Citation Index, sebuah situs web database abstrak dan sitasi dalam skala nasional yang bersumber dari seluruh jurnal, paper, atau  artikel dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Indonesian Citation Index merupakan proyek kerjasama dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebagai inisiator dan pihak ITB sebagai pelaksana teknis. Pengembangan proyek Indonesian Citation Index diserahkan kepada Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi, LPPM ITB. Proyek tersebt dipersiapkan oleh tim pengembang Indonesian Citation Index yang terdiri dari Prof. Dr. Edy Soewono;  Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono; Ir. Dwi Hendratmo Widyantoro, M.Sc, Ph.D; Prof. Dr. Ismunandar; Beni Rio Hermanto, MBA; Dini Sofiani Permatasari, S. Si, MT; dan Muhammad Yusuf Hamdan, MT. 

Dilatarbelakangi oleh minimnya pengembangan jurnal dan artikel di Indonesia, LPPM ITB mengembangkan Indonesian Citation Index yang mencatat semua sitasi dari paper-paper yang berasal dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Semakin banyak suatu artikel atau paper di sitasi semakin baik kualitasnya, lebih baik lagi jika mampu menembus akreditasi jurnal internasional. Sampai hari ini, jumlah jurnal internasional terbitan Indonesia berjumlah 12 jurnal dengan 4 diantaranya merupakan jurnal terbitan ITB. Melihat jumlah jurnal Indonesia saat ini yang mampu menembus akreditasi Internasional, jumlah tersebut dapat dikatakan jauh sedikit jika dibandingkan dengan Singapura yang memiliki 94 jurnal internasional, Malaysia 45 jurnal, dan Filipina dengan 13 jurnal.

Kesulitan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dalam meningkatkan jurnal-jurnal ilmiah yang dikelolanya menjadi jurnal internasional sebagian besar terkendala pada kualitas dan pembiayaan. Adalah Scopus, database abstrak dan sitasi terbesar untuk pencarian literatur penelitian dan merupakan sumber referensi berbasis web. Umumnya dengan memasukkan jurnal ke dalam situs Scopus dapat meningkatkan jurnal ilmiah menjadi jurnal internasional. Melalui Scopus, sebuah jurnal dapat terliput dalam indeks yang diterbitkan sehingga mendapatkan pengakuan dunia sebagai jurnal bereputasi internasional. Selain melalui Scopus, suatu jurnal ilmiah nasional dapat meraih penghargaan setara jurnal internasional dengan memenuhi sejumlah persayaratan yang terdapat di pasal 12 Permendiknas no. 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala Ilmiah.

Instrumen Menuju Internasional

Indonesian Citation Index diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Dengan menjadi database abstrak sitasi tingkat nasional, Indonesia Citation Index diharapkan mampu mengembangkan riset tingkat nasional dan memperbaiki kualitas jurnal terbitan Indonesia. ICI juga diharapkan mampu bekerjasama dengan situs web sitasi tingkat Asia lainnya yang dimiliki oleh Malaysia, Thailand, atau Filipina." Semoga Indonesian Citation Index ini merupakan instrumen yang mampu membuat Indonesia menyusul ketertinggalannya selama ini. Sampai hari ini, Indonesian Citation Index sudah berisi 35 jurnal terakreditasi tingkat nasional dan 1040 artikel ilmiah yang akan bertambah karena selalu dikembangkan," ujar Edy Soewono selaku staf ahli Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi kepada Kantor Berita ITB. "Selain itu kelebihan dari Indonesian Citation Index adalah pengunjung situs web tersebut mampu membaca full paper, tidak hanya sampai pada bagian abstrak saja sehingga lebih memfokuskan pencarian."

Dalam proses persiapan yang dimulai sejak Oktober 2011, rupanya terdapat kendala yang cukup berarti seperti pada proses ekstrasi jurnal-jurnal atau yang biasa disebut dengan "crawling". Jurnal-jurnal yang diperoleh dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia memiliki format penulisan yang berbeda-beda, terlebih lagi pada bagian referensi yang tentunya menjadi bagian penting untuk proses "crawling". "Dengan format penulisan yang berbeda-beda, terkadang terdapat referensi yang tidak ikut terindeks Indonesia Citation Index. Semoga Indonesia nantinya diharapkan memiliki standardisasi penulisan jurnal-paper ilmiah untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia sehingga tidak menyulitkan proses ekstraksi data," ujar Dini Sofiani.

Harapannya, Edy Soewono menyatakan bahwa semoga Indonesian Citation Index dapat dikembangkan lebih baik lagi baik dari segi teknisnya maupun kualitasnya. "Lebih canggih lagi karena proyek ini sudah diberikan kepada ahlinya dan dikembangkan dengan sistem yang modern, semoga Indonesia semakin maju dalam mengembangkan budaya publikasi jurnal-jurnal ilmiahnya," ucap Edy Soewono mengakhiri wawancara.


scan for download